Label

Rabu, 05 November 2014

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI
Oleh :
Kelompok 5
Selina Novela
Lili Safila
Muliani
Mira Alfani
Fadilah Yatim
Mahdalena


AKADEMI KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2014/2015

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad saw  beserta keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen pengasuh mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh ,  24 September

Penulis













i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


BAB I             PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3   Tujuan dan Manfaat ...................................................................................2

BAB II            PEMBAHASAN
                         2.1 Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi tali pusat....................................................3
                         2.2 Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta....................................................10
                         2.3 Sirkulasi Darah Fetus................................................................................16
                       

BAB III          PENUTUPAN
                        3.1 Kesimpulan ................................................................................................19
                        3.2 Saran ..........................................................................................................19


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................20









Ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang

             Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, maka terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dau, mepat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut troboplas, yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon plasenta, sedangkan masa didalamnya disebut simpul embrio (embrionik klot) yang merupakan calon janin. Blastosit ini berjalan menuju uterus untuk mengadakan implantasi. Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat atau funiculus umbilicalis.
             Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin bersatunya amnion dengan korion.

1.2     Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang di maksud dengan Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Tali Pusat ?
2. Bagaimana yang di maksud dengan Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta ?
3. Bagaimana yang di maksud dengan Sirkulasi Darah Fetus ?
                                                                                                                             
1.3       Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Agar kita mengetahui Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Tali Pusat
2. Agar kita mengetahui Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta
3. Agar kita mengetahui dengan Sirkulasi Darah Fetus














BAB  II
PEMBAHASAN

2.1       Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi tali pusat
Tali pusat atau funis terbentang dari umbilicus janin sampai permukaan fetalis dari plasenta. Bagian luarnya putih, pucat, basah, dan terbungkus amnion, dimana didalmnya dapat terlihat tiga pembuluh darah umbilikal yaitu dua arteri satu vena. Diameternya 1-2,5 cm dengan panjang rata-rata 55 cm dan biasanya bersikar dari 30-100 cm. Pembuluh darah yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang daripada tali pusat itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau false knots, yang pada dasarnya merupakan farises.matris tali pusat terdiri dari jelly Wharton yaitu zat yang membentuk seperti agar-agar dan mengandung banyak air sehingga pada setelah bayi lahir tali pusat mudah menjadi kering dan cepat terlepas dari pusar bayi.
Jalan keluar darah dari vena umbilikalis melalui dua rute, duktus fenosus yang mengalir langsung menuju kafa inferior atau sejumlah muara-muara yang lebih kecil kedalam sirkulasi hepatik janin dan kemudian menuju vena kafa inferior lewat vena hepatika. Darah  tersebut mengambil jalan yang paling kecil tahanan nya melalui rute-rute pengganti ini. Resistensi pada duktus fenosus dikontrol oleh sebuah sfingter yang terletak pada pangkal duktus tersebut pada resesus umbilikalis dan diperasarafi oleh sebuah cabang nervus vagus.
Tali pusat merupakan bagian janin yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyebabkan penyulit persalinan, misalnya pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal penting yang harus diketahui mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut.
1.      Struktur tali pusat
a.       Terdiri atas dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4oTu3l-LZivFkOm0xXk9RrCAVKWh0ld_JpfEMXH55a5rTrA4uz3OMPJVTQ2ZtpjLVvNHsGN1cOoveBiiQVFfuVfmDXXaRDak8aoucsDCbqIQhHrrsgQdOsoRpZpLTZLzBX6oLqt4-Bn0/s1600/Umbilical+cord.jpg
b.      Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
c.       Didalamnya terdapat jaringan yang lembek, yang dinamakan selai Warthon,
Selai Warthon berfungsi melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada dalam tali pusat.
d.      Panjang rata-rata 50 cm.
e.       Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzdaW4aZUFfwMzbzRcoK9woj7IAJuuJncFoZ3ixqywV2JfYMOcMG3JX9-wVzrdbPJwbk3jiuwvTRu8F4kgU3laa6fB3t5Xa7exxY9-82aFyM6jggvrFkAYs7qa_aKFWiW3BYlEGjM31ni5/?imgmax=800


f.       Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :


2.      Fungsi Tali Pusat
a.       Media transfortasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin.
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgBDBcfo7zmmBo-AgEykKcdt-ZK5TCmBJn17dVmcqPFV87GCd9
b.      Media transfortasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu serta
c.       Media transfortasi dari ibu ke janin

3.      Sirkulasi Tali Pusat
a.       Kedua arteri dan satu vena yang berada dalam tali pusat menghubungkan sistem kardiovaskular janin dengan plasenta
http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/sirkulasi-tali-pusat-300x240.jpg

2.1.1    Pemotongan dan perawatan tali pusat
1. Pemotongan tali pusat
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah penolong, nilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. (bila tali pusat terlalu pendek, letakkan bayi ditempat yang memungkinkan), segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat, menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi, melakukan urutan pada tali pusat ke arah ibu dan memasangkan klem kedua 2 cm dari klem pertama memegang tali pusat dari antara dua klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantar kedua klem.
                        2. Mengikat tali pusat
Mengikat tali pusat lebih kurang 1 cm dari umbilikus dengan simpul mati, mengikat balik tali pusat dengan simpul mati untuk kedua kalinya, melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam wadah berisi larutan klorin 0,5 %, membungkus kembali bayi.
3.Merawat tali pusat
Sementara menggunakan sarung tangan, membersihkan cemaran atau darah dalam larutan klorin 0,5 %, bilas dengan air matang atau DTT  kemudian keringkan dengan handuk, ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 1 cm dari pusat bayi (dengan tali atau penjepit) , lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam 0,5%  jangan kempes atau membungkus tali pusat (pengolesan alkohol atau povidone iodine pada puntung tali pusat masih di bolehkan selama tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab).
4.Nasehat bagi Ibu atau keluarganya untuk merawat tali pusat
Lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntungnya kotor, bersihkan dengan air matang atau DTT kemudian keringkan kembali secara seksama, warna kemerahan atau timbulnya nanah pada pusat atau puntung tali pusat adalah tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untuk penanganan lebih lanjut.)
                        5.Kewaspadaan pencegahan infeksi
Anggaplah setiap orang berpontensimeneluarkan infeksi, cuci tangan atau gunakan cairan dengan basis alkohol, gunakan sarung tangan, pakai baju pelindung, bersihkan bila perlu lakukan DTT peralatan, bersihkan ruang perawatan secara rutin, letakkan bayi yang mungkin menkontaminasi lingkungan .
                        6.Pencegahan Infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan bayi, gunakan sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan,semua peralatan sudah di DTT dan jangan menggunakan alat dari bayi yang satu dengan lainnya sebelum di proses dengan benar, pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dan sebagainya dalam keadaan bersih sebelum di pakaikan pada bayi,termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur,setoskop dan peralatan lainnya.

                        7.Tetes mata Profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%,salep tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5% berikan dalam 1 jam pertama kelahiran seteleh pemberian tetes mata profilaksi, kembalikan bayi pada ibunya untuk disusukandan bergabung kembali.

            2.1.2 Kelainan Letak Tali Pusat

Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti:
  1. Insersi tali pusat Battledore
  2. Insersi tali pusat Velamentous
Insersi tali pusat Battledore
Pada kasus ini tali pusat terhubung ke paling pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah kecuali sambungannya rapuh.
Insersi tali pusat Velamentous
Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh darah umbilikus melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.
Tali pusat terdiri atas dua arteri umbilikalis (mengembalikan produk sisa dari fetus ke plasenta, di mana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk diekskresikan) dan satu vena umbilikalis (membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal, yang terletak di dalam spatium choriodeciduale). Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion, sedangkan bagian dalam terdapat jaringan lembek (selai warthon), melindungi dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis dalam tali pusat.
http://i.ytimg.com/vi/lhEHBvbWYLg/hqdefault.jpg

2.2       Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta
2.2.1 Pembentukan Plasenta
            Sel-sel tofoblast yang terletak diatas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus mengadakan proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
1.      Sitotrofoblast : terdiri atas selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam (dekat embrioblas).
2.      Sinsitiotrofoblst : terdiri atas selapis sel tanpa batas jelas, disebelah luar (berhubungan dengan stroma endometrium)
Pada hari 8-9 perkembangan trofoblast sangat cepat, dari selapis sel tubuh menjadi berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblast (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan sinsitio kedalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler disekitarnya sehingga sinsitium (sistem lakuna) tersebut di aliri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinosoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta atau sistem sirkulasi feto-maternal.
Sementara itu, diantara lapisan dalam sitotrofoblast dengan selapis sel selaput heuser terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblast dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional.
Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblast disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, dimana nantinya akan menjadi selaput korion (chorionic plate). Bagian yang berbatasan dengan selaput heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural splanknopleural.
Menjalang akhir minggu kedua (hari 13-14) seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblast yang telah dialiri darah ibu.
3.      Struktur Plaenta
a.       Berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b.      Berat rata-rata 500 gram
c.       Letak plasenta umumnya didepan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus.
d.      Terdiri atas dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut.
·         Pars maternal : Bagian plasenta yang menempel pada desidua. Terhadap kotiledon (rata-rata 20 kotiledon)
·         Pars Fetal : Terdapat tali pusat (Insersio, Penanaman tali pusat).
1)      Insersio sentralis, pennaman tali pusat di tengah plasenta
2)      Insersio marginalis, penanaman tali pusat di pinggir plasenta
3)      Insersio velamentosa, penanaman tali pusat di selaput janin atau selaput amnion

4.      Fungsi Plasenta
a.       Memberi makanan kepada janin
b.      Ekresi hormon
c.       Respirasi janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d.      Membentuk hormon estrogen
e.       Menyalurkan berbagai antibodi dari ibu
f.       Sebagai barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya mikroorganisme atau kuman.

5.      Sirkulasi Plasenta
a.       Darah ibu yang berasal dari spiral arteri di seprotkan dengan tekanan sistol 70-80 mmHg seperti air mancur kedalam ruang Intervillair sampai mencapai Chorionic plate, pangkal dari kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan lahan dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desisua.
b.      Pada saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2 dan mengikat O2.

http://media2.picsearch.com/is?trG4SoSENqQlFabRRvEzzWdSq7wEYHMLOlxOIu2IJ0g&height=350
Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta adalah :

a.                                                     a.  Korionik gonadotropin
-  Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap mengeluarkan estrogen dan progesteron. Korpus luteum berfungsi samapai plasenta sempurna.
-          Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes kehamilan.
-          Puncaknya tercapai pada hari ke- 60
-          Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.

b.      Korionik somato-mammotropin
-         Hormon untuk metabolisme protein
-    Bersifat laktogenik dan luteotropik
-        Menimbulkan pertumbuhan janin
-        Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak

c.   Estrogen Plasenta
-     Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron.
-     Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
-     Retensi air dan garam
-     Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
-     Melaksanakan sintesis protein

d.   Progesteron
-     Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta.
-      Penenang otot rahim selama hamil
-      Bersama estrogen megaktifkan tubulus dan alveolus payudara.
-    Menghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH.

Pembagian uri ; bagian janin ; korion frondosum dan vili ; bagian maternal ; desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah ) ; Tali pusat ; merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin panjang rata-rata 50-55 cm.
Jenis Insersi ; Insersi sentralis , insersi lateralis, insersi marginalis, insersi velamentosa (Prawirohardjo, 1999).

2.2.2    Plasenta Previa
Placenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dari sirkulasi  ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Placenta terbentuk pada kira-kira usia kehamilan 8 minggu, berasal dari bagian konsepstus yang menempel pada endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endrometrium sampai janin lahir. Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikroorganisme penyakit mencapai fetus. Kebanyakan obat-obatan juga dapat menembus plasenta seperti morfin, barbiturat dan anatesis umum yang diberikan kepada seorang ibu sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir.
Plasenta merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak  dan sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm. Dan tebal lebih kurang dari 2,5 cm. Berat rata-rata 500 gram.
2.2.3    Mekanisme pelepasan plasenta
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal : perubahan bentuk dan tinggi fundus , dimana setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alvukat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan). Tali pusat memanjang, dimana tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld) semburan darah tiba-tiba, dimana darah terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang diantaranya dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampung nya maka darah tersumbat keluar dari tepi plasenta yang keluar (Depkes RI 2007).
 Tipe-Tipe Plasenta
1.      Menurut Bentuknya
·         plasenta normal
·         plasenta membranasea (tipis)
·         plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
·         plasenta spuria
·     Plasenta billabus
·      Plasenta trilobus

2.      Menurut Pelekatan dengan Dinding Rahim
·         plasenta adhesiva (melekat)
·         plasenta akreta (lebih melekat)
·         plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
·         plasenta perkreta (sampai ke serosa)

SUSUNAN PLASENTA
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen :
Bagian janin dibentuk oleh korion frondosum dan vili
 Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.

2.3       Sirkulasi Darah Fetus
Mula-mula darah yang kaya akan ksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kafa inferior pula.
Didalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengali secara  fisiologis ke atrium kiri melalui foramen ovale yang berada diantara kedua atrium ini. Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke fentrikel kiri yang kemudian di pompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan secara bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava superior.
Oleh karena tekanan dari paru-paru belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan yang seharusnya mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.
Darah dari aorta akan mengalir ke seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigen pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan di alirkan  ke plasenta melalui arteri umbikalis, demikian seterusnya. Sirkulasi ini berjalan selama janin masih berada di dalam kandungan. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah darah akan terisap oleh paru-paru. Dengan demikian duktus bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen ovale akan menutup dan tidak berfungsi lagi.
Akibat di potong dan di ikat tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obeliterasi. Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan oksigen akan di penuhi oleh udara yang di hisap nya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
http://www.lusa.web.id/wp-content/uploads/2011/06/fetal-circulation-180x180.jpg
Pada janin masih terdapat fungsi foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.









BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
        Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janini yang mempunyai fungsi Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak  tergantung pada baik burunya faal plasenta

3.2       Saran

Seorang Ibu harus memiliki akal dan fikiran yang sehat, karena nantinya akan membawa fikiran yang sehat mengarah pada kehidupan sehat. Apa yang di lakukan oleh seorang ibu akan berpengaruh pada janinnya, oleh karena itu seorang ibu harus memiliki pikiran yang baik untuk mengontrol kesehatan, cakupan nutrisi dan lainnya untuk di transferkan kepada ja

DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta:Salemba Medika
Yeyeh, Ai, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jak-Tim:CV.Trans Info Media
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika



Tidak ada komentar: