PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI
Oleh :
Kelompok 5
Selina Novela
Lili Safila
Muliani
Mira Alfani
Fadilah Yatim
Mahdalena
AKADEMI
KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
BANDA ACEH
2014/2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL
KONSEPSI”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan
kepangkuan Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan
betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen
pengasuh mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a
semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal
‘Alamin.
Banda Aceh ,
24 September
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
............................................................................................................
i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan
dan Manfaat ...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Struktur,
Fungsi, dan Sirkulasi tali pusat....................................................3
2.2
Struktur,
Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta....................................................10
2.3
Sirkulasi
Darah Fetus................................................................................16
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ................................................................................................19
3.2 Saran ..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................20
Ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peristiwa
fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba fallopii, maka
terbentuklah zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi dau, mepat, delapan,
enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula. Di dalam morula
terdapat rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh
tuba fallopii, bentuk ini disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut
troboplas, yang merupakan dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon plasenta, sedangkan masa didalamnya disebut simpul
embrio (embrionik klot) yang merupakan calon janin. Blastosit ini berjalan
menuju uterus untuk mengadakan implantasi. Mesoderm connecting stalk yang juga
memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah
dan connecting stalk tersebut akan menjadi tali pusat atau funiculus
umbilicalis.
Pada
tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk usus yang
berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam rongga selom
ekstraembrional pada tali pusat. Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan
lengkung usus (intestional loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen
janin yang telah membesar. Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung
kuning telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga
tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan proses semakin
bersatunya amnion dengan korion.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang di
maksud dengan Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Tali Pusat ?
2. Bagaimana yang di
maksud dengan Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta ?
3. Bagaimana yang di
maksud dengan Sirkulasi Darah Fetus ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Agar kita mengetahui Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Tali Pusat
2. Agar kita mengetahui Struktus, Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta
3. Agar kita mengetahui dengan Sirkulasi Darah Fetus
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Struktur, Fungsi, dan Sirkulasi tali pusat
Tali pusat atau funis terbentang dari
umbilicus janin sampai permukaan fetalis dari plasenta. Bagian luarnya putih,
pucat, basah, dan terbungkus amnion, dimana didalmnya dapat terlihat tiga
pembuluh darah umbilikal yaitu dua arteri satu vena. Diameternya 1-2,5 cm
dengan panjang rata-rata 55 cm dan biasanya bersikar dari 30-100 cm. Pembuluh
darah yang berlipat-lipat dan berkelok-kelok yang lebih panjang daripada tali
pusat itu sendiri, sering membentuk nodulasi pada permukaan atau false knots,
yang pada dasarnya merupakan farises.matris tali pusat terdiri dari jelly
Wharton yaitu zat yang membentuk seperti agar-agar dan mengandung banyak air
sehingga pada setelah bayi lahir tali pusat mudah menjadi kering dan cepat
terlepas dari pusar bayi.
Jalan keluar darah dari vena umbilikalis
melalui dua rute, duktus fenosus yang mengalir langsung menuju kafa inferior
atau sejumlah muara-muara yang lebih kecil kedalam sirkulasi hepatik janin dan
kemudian menuju vena kafa inferior lewat vena hepatika. Darah tersebut mengambil jalan yang paling kecil
tahanan nya melalui rute-rute pengganti ini. Resistensi pada duktus fenosus
dikontrol oleh sebuah sfingter yang terletak pada pangkal duktus tersebut pada
resesus umbilikalis dan diperasarafi oleh sebuah cabang nervus vagus.
Tali pusat merupakan bagian janin yang
sangat penting untuk kelangsungan hidup janin, meskipun tidak menutup
kemungkinan juga tali pusat ini dapat menyebabkan penyulit persalinan, misalnya
pada kasus lilitan tali pusat. Beberapa hal penting yang harus diketahui
mengenai tali pusat antara lain sebagai berikut.
1. Struktur
tali pusat
a. Terdiri
atas dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis.
b. Bagian
luar tali pusat berasal dari lapisan amnion.
c. Didalamnya
terdapat jaringan yang lembek, yang dinamakan selai Warthon,
Selai Warthon berfungsi
melindungi dua arteri dan satu vena umbilikalis yang berada dalam tali pusat.
d. Panjang
rata-rata 50 cm.
e.
Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan
lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion
melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran
amnion berasal dari ektoderm.
f.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus,
yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya
mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan
plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus
umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion
plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat
membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh
darah tersebut yaitu :
2. Fungsi
Tali Pusat
a. Media
transfortasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin.
b. Media
transfortasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu serta
c. Media
transfortasi dari ibu ke janin
3. Sirkulasi
Tali Pusat
a. Kedua
arteri dan satu vena yang berada dalam tali pusat menghubungkan sistem
kardiovaskular janin dengan plasenta
2.1.1 Pemotongan dan perawatan tali pusat
1. Pemotongan tali pusat
Setelah seluruh badan bayi lahir pegang
bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa hingga bayi menghadap ke arah
penolong, nilai bayi dengan cepat, kemudian letakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala lebih rendah dari badan. (bila tali pusat terlalu pendek,
letakkan bayi ditempat yang memungkinkan), segera mengeringkan bayi, membungkus
kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat, menjepit tali pusat
menggunakan klem kira-kira 3 cm dari umbilicus bayi, melakukan urutan pada tali
pusat ke arah ibu dan memasangkan klem kedua 2 cm dari klem pertama memegang
tali pusat dari antara dua klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantar kedua klem.
2. Mengikat tali pusat
Mengikat tali pusat lebih kurang 1 cm
dari umbilikus dengan simpul mati, mengikat balik tali pusat dengan simpul mati
untuk kedua kalinya, melepaskan klem pada tali pusat dan memasukkannya dalam
wadah berisi larutan klorin 0,5 %, membungkus kembali bayi.
3.Merawat tali pusat
Sementara
menggunakan sarung tangan, membersihkan cemaran atau darah dalam larutan klorin
0,5 %, bilas dengan air matang atau DTT
kemudian keringkan dengan handuk, ikat (dengan simpul kunci) tali pusat
pada 1 cm dari pusat bayi (dengan tali atau penjepit) , lepaskan klem penjepit
tali pusat dan masukkan ke dalam 0,5%
jangan kempes atau membungkus tali pusat (pengolesan alkohol atau
povidone iodine pada puntung tali pusat masih di bolehkan selama tidak
menyebabkan tali pusat basah atau lembab).
4.Nasehat bagi Ibu atau keluarganya
untuk merawat tali pusat
Lipat popok dibawah puntung tali pusat,
jika puntungnya kotor, bersihkan dengan air matang atau DTT kemudian keringkan
kembali secara seksama, warna kemerahan atau timbulnya nanah pada pusat atau
puntung tali pusat adalah tanda abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untuk
penanganan lebih lanjut.)
5.Kewaspadaan pencegahan
infeksi
Anggaplah setiap orang
berpontensimeneluarkan infeksi, cuci tangan atau gunakan cairan dengan basis
alkohol, gunakan sarung tangan, pakai baju pelindung, bersihkan bila perlu
lakukan DTT peralatan, bersihkan ruang perawatan secara rutin, letakkan bayi
yang mungkin menkontaminasi lingkungan .
6.Pencegahan Infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak
dengan bayi, gunakan sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum
dimandikan,semua peralatan sudah di DTT dan jangan menggunakan alat dari bayi
yang satu dengan lainnya sebelum di proses dengan benar, pastikan handuk,
pakaian, selimut, kain dan sebagainya dalam keadaan bersih sebelum di pakaikan
pada bayi,termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur,setoskop dan peralatan
lainnya.
7.Tetes mata Profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%,salep
tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5% berikan dalam 1 jam pertama
kelahiran seteleh pemberian tetes mata profilaksi, kembalikan bayi pada ibunya
untuk disusukandan bergabung kembali.
2.1.2 Kelainan Letak Tali Pusat
Tali pusat secara normal berinsersi di bagian sentral ke dalam permukaan fetal plasenta. Namun, ada beberapa yang memiliki kelainan letak seperti:
- Insersi tali pusat Battledore
- Insersi tali pusat Velamentous
Insersi tali pusat
Battledore
Pada kasus ini tali pusat terhubung ke paling pinggir plasenta seperti bentuk bet tenis meja. Kondisi ini tidak bermasalah
kecuali sambungannya rapuh.
Insersi tali pusat
Velamentous
Tali pusat berinsersi ke dalam membran agak jauh dari pinggir plasenta. Pembuluh
darah umbilikus melewati membran mulai dari tali pusat ke plasenta. Bila letak plasenta normal, tidak berbahaya untuk janin, tetapi tali pusat dapat terputus bila dilakukan tarikan pada penanganan aktif di kala tiga persalinan.
Tali pusat terdiri atas dua arteri umbilikalis (mengembalikan produk sisa dari fetus ke plasenta, di mana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam
peredaran darah maternal untuk diekskresikan) dan satu vena umbilikalis (membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal, yang terletak di dalam spatium choriodeciduale).
Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan
amnion, sedangkan bagian dalam terdapat jaringan lembek
(selai warthon), melindungi dua arteri umbilikalis dan satu vena umbilikalis dalam tali pusat.
2.2 Struktur,
Fungsi, dan Sirkulasi Plasenta
2.2.1 Pembentukan Plasenta
Sel-sel tofoblast yang terletak
diatas embrioblas yang berimplantasi di endometrium dinding uterus mengadakan
proliferasi dan berdiferensiasi menjadi dua lapis yang berbeda, yaitu sebagai
berikut :
1. Sitotrofoblast
: terdiri atas selapis sel kuboid, batas jelas, inti tunggal, di sebelah dalam
(dekat embrioblas).
2. Sinsitiotrofoblst
: terdiri atas selapis sel tanpa batas jelas, disebelah luar (berhubungan
dengan stroma endometrium)
Pada
hari 8-9 perkembangan trofoblast sangat cepat, dari selapis sel tubuh menjadi
berlapis-lapis. Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan
sinsitiotrofoblast (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling
berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).
Pertumbuhan
sinsitio kedalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan
endotel kapiler disekitarnya sehingga sinsitium (sistem lakuna) tersebut di
aliri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinosoid. Peristiwa ini menjadi
awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta atau sistem sirkulasi
feto-maternal.
Sementara
itu, diantara lapisan dalam sitotrofoblast dengan selapis sel selaput heuser
terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblast dan membentuk
jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional.
Bagian
yang berbatasan dengan sitotrofoblast disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, dimana nantinya akan
menjadi selaput korion (chorionic plate).
Bagian yang berbatasan dengan selaput heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural splanknopleural.
Menjalang
akhir minggu kedua (hari 13-14) seluruh lingkaran blastokista telah terbenam
dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblast yang telah dialiri darah ibu.
3. Struktur
Plaenta
a. Berbentuk
bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal 2-2,5 cm.
b. Berat
rata-rata 500 gram
c. Letak
plasenta umumnya didepan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus.
d. Terdiri
atas dari 2 bagian, yaitu sebagai berikut.
·
Pars maternal : Bagian plasenta yang
menempel pada desidua. Terhadap kotiledon (rata-rata 20 kotiledon)
·
Pars Fetal : Terdapat tali pusat
(Insersio, Penanaman tali pusat).
1) Insersio
sentralis, pennaman tali pusat di tengah plasenta
2) Insersio
marginalis, penanaman tali pusat di pinggir plasenta
3) Insersio
velamentosa, penanaman tali pusat di selaput janin atau selaput amnion
4. Fungsi
Plasenta
a. Memberi
makanan kepada janin
b. Ekresi
hormon
c. Respirasi
janin, tempat pertukaran O2 dan CO2 antara janin dan ibu
d. Membentuk
hormon estrogen
e. Menyalurkan
berbagai antibodi dari ibu
f. Sebagai
barrier terhadap janin dari kemungkinan masuknya
mikroorganisme atau kuman.
5. Sirkulasi
Plasenta
a. Darah
ibu yang berasal dari spiral arteri di seprotkan dengan tekanan sistol 70-80
mmHg seperti air mancur kedalam ruang Intervillair sampai mencapai Chorionic plate, pangkal dari kotiledon
janin. Darah tersebut membasahi semua vili korialis dan kembali perlahan lahan
dengan tekanan 8 mmHg ke vena-vena di desisua.
b. Pada
saat inilah terjadi pertukaran darah ibu dan janin, dengan tujuan membuang CO2
dan mengikat O2.
Hormon yang dikeluarkan
oleh plasenta adalah :
a. a. Korionik gonadotropin
- Merangsang korpus luteum
menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap mengeluarkan estrogen dan
progesteron. Korpus luteum berfungsi samapai plasenta sempurna.
-
Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormon tes
kehamilan.
-
Puncaknya tercapai pada hari ke- 60
-
Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.
b.
Korionik somato-mammotropin
- Hormon untuk metabolisme protein
- Bersifat laktogenik
dan luteotropik
- Menimbulkan pertumbuhan janin
-
Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak
c. Estrogen Plasenta
- Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron.
-
Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim
-
Retensi air dan garam
-
Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI
-
Melaksanakan sintesis protein
d. Progesteron
-
Permulaan hamil dibuat oleh korpus luteum dan plasenta.
- Penenang otot rahim selama hamil
- Bersama estrogen megaktifkan tubulus dan
alveolus payudara.
- Menghalangi proses pematangan
folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran
LH.
Pembagian uri ; bagian janin ; korion
frondosum dan vili ; bagian maternal ; desidua kompakta yang terbentuk dari
beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah ) ; Tali pusat ; merentang dari pusat
janin ke uri bagian permukaan janin panjang rata-rata 50-55 cm.
Jenis Insersi ; Insersi sentralis ,
insersi lateralis, insersi marginalis, insersi velamentosa (Prawirohardjo,
1999).
2.2.2 Plasenta Previa
Placenta merupakan organ yang luar
biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu
terhubung dari sirkulasi ibu untuk
melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri
selama kehidupan intra uterin. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta.
Placenta terbentuk pada kira-kira usia
kehamilan 8 minggu, berasal dari bagian konsepstus yang menempel pada
endometrium uteri dan tetap terikat kuat pada endrometrium sampai janin lahir.
Plasenta juga bekerja sebagai penghalang guna menghindarkan mikroorganisme
penyakit mencapai fetus. Kebanyakan obat-obatan juga dapat menembus plasenta
seperti morfin, barbiturat dan anatesis umum yang diberikan kepada seorang ibu
sewaktu melahirkan, dapat menekan pernafasan bayi yang baru lahir.
Plasenta merupakan salah satu sarana
yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu
dan anak dan sebaliknya. Plasenta
berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm. Dan tebal lebih
kurang dari 2,5 cm. Berat rata-rata 500 gram.
2.2.3 Mekanisme pelepasan plasenta
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal-hal : perubahan bentuk dan tinggi fundus , dimana
setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus
berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau
seperti buah pear atau alvukat dan fundus berada di atas pusat (sering kali
mengarah ke sisi kanan). Tali pusat memanjang, dimana tali pusat terlihat
menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld) semburan darah tiba-tiba, dimana
darah terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling)
dalam ruang diantaranya dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampung nya maka darah tersumbat keluar dari tepi plasenta yang
keluar (Depkes RI 2007).
Tipe-Tipe Plasenta
1. Menurut Bentuknya
·
plasenta normal
·
plasenta membranasea (tipis)
·
plasenta suksenturiata (satu lobus terpisah)
·
plasenta spuria
· Plasenta billabus
·
Plasenta trilobus
2. Menurut Pelekatan dengan
Dinding Rahim
·
plasenta adhesiva (melekat)
·
plasenta akreta (lebih melekat)
·
plasenta inkreta (sampai ke otot polos)
·
plasenta perkreta (sampai ke serosa)
SUSUNAN PLASENTA
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai
dua komponen :
Bagian janin dibentuk
oleh korion frondosum dan vili
Bagian ibu dibentuk oleh desidua basalis.
2.3 Sirkulasi
Darah Fetus
Mula-mula darah yang kaya akan ksigen
dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam
tubuh janin. Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii akan mengalir ke vena kafa inferior pula.
Didalam atrium kanan sebagian besar
darah ini akan mengali secara fisiologis
ke atrium kiri melalui foramen ovale yang berada diantara kedua atrium ini.
Selanjutnya darah mengalir dari atrium kiri ke fentrikel kiri yang kemudian di
pompakan ke aorta. Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke
ventrikel kanan secara bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena kava
superior.
Oleh karena tekanan dari paru-paru belum
berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan yang seharusnya
mengalir melalui arteri pulmonalis ke paru-paru, dan selanjutnya ke atrium kiri
melalui vena pulmonalis.
Darah dari aorta akan mengalir ke
seluruh tubuh untuk memberi nutrisi dan oksigen pada sel-sel tubuh. Darah dari
sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan
di alirkan ke plasenta melalui arteri
umbikalis, demikian seterusnya. Sirkulasi ini berjalan selama janin masih
berada di dalam kandungan. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang.
Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah darah akan terisap oleh
paru-paru. Dengan demikian duktus bottali tidak akan berfungsi lagi. Demikian
pula karena tekanan atrium meningkat, maka foramen
ovale akan menutup dan tidak berfungsi lagi.
Akibat di potong dan di ikat tali pusat,
arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obeliterasi.
Dengan demikian, setelah bayi lahir, kebutuhan oksigen akan di penuhi oleh
udara yang di hisap nya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang
dicerna melalui proses pencernaan.
Sirkulasi
darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh
darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu. Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau
sekitar 500 ml per menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke
atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior.
Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan
ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan
pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian
besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.
Pada janin masih terdapat fungsi
foramen ovale,duktus arteriosus botali,duktus venosus arantii dan arteri
umbilikalis
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.
Mula-mula darah yang kaya oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium sinistra melalui foramen ovaleyang terletak diantara dekstra dan atrium sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh. Darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran
kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena
saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke
janini yang mempunyai fungsi Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta
dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan
antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta
melalui vena umbilicalis.
Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan
trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk
melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri
selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas
keutuhan dan efisiensi plasenta.
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat
pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada
plasenta. Baik tidaknya anak tergantung pada baik burunya faal plasenta
3.2 Saran
Seorang Ibu harus memiliki akal dan fikiran yang sehat, karena nantinya
akan membawa fikiran yang sehat mengarah pada kehidupan sehat. Apa yang di
lakukan oleh seorang ibu akan berpengaruh pada janinnya, oleh karena itu
seorang ibu harus memiliki pikiran yang baik untuk
mengontrol kesehatan, cakupan nutrisi dan lainnya untuk di transferkan kepada
ja
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati,
Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada masa
kehamilan. Jakarta:Salemba Medika
Yeyeh,
Ai, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan 1
(Kehamilan). Jak-Tim:CV.Trans Info Media
Dewi,
Vivian Nanny Lia dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan
Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar