Label

Jumat, 11 April 2014

Siang itu Dilampu Merah {:Cn}



SIANG ITU DI LAMPU MERAH

Kaki mungilmu sedari tadi menyusuri jalan
Memegang gitar kecil yang lusuh sama lusuhnya dengan pakaian yang melekat di tubuhmu
Menyanyikan kepiluan
Tanpa alas kaki, tampa penudung kepala
Dengan lincahnya kau menyalib diantara mobil berdesakan
Sambil memegang tangan tangan kecil adik perempuannya yang menadahkan kaleng berkarat
Dengan sabar membimbing langkahnya yang terseok
Terkadang adiknya harus bertengger di bahunya

Kala mata sayu si gadis keci kelelahan dan memandang gusar
penuh hasrat pada makanan yang terjaja di jalanan
Terasa miris... Ketika tanganmu menutupi pandangan adikmu yang mulai nakal
...Menangis menunjuk makanan makanan itu
Aku tahu pasti kelaparan melilit perut mungil mereka ditengah pengapnya kota ini

Adakah kau rasa sedihnya hidup ini???
Berat nian perjuanganmu tuk hidup
Demi sesuap nasi... Ntahlah
Syukur syukur keringatnya hari ini untuk mengisi perutnya dan adiknya
Kalau tidak:..... kasihan sekali
Dengan lancang ku kutuk orangtuanya
Yang tega membiarkan buah hatinya
Meniti hari buruk di masa kecilnya

Tiba tiba..
Aku rasa laparku menghilang entah kemana
Aku memberi jatah makan siangku tuk mereka yang tak seberapa
Mata si bocah menatap tajam penuh selidik
Sedang si gadis kecil diam bungkam menatap sebungkus nasi itu penuh hasrat
menyakitkan : Sebuah senyum kecil meyakinkannya
Aku berlalu
Dari jauh kutangkap tawa mereka

Yah... itulah hidup selalu butuh perjuangan
Tuhan dengan bijaknya mengatur sebuah kehidupan untuk dipelajari
Sebuah nikmat yang lebih baik untuk disyukuri
Tapi tak memjadikanmu tinggi hati

Coretan kecil diujung Tinta {:Cn}



Di bawah naungan langit pagi
Duduk bersandar di kesendirian hati
Menulis kata pada sebuah diary
Sambil menahan, meredam emosi

Rasaya...
Inginku berteriak !
Wahai Mentari, bakarlah semua perih dalam hati
Hempaskan ia ke dalam bumi
Agarnya tak kembali menghantam segala sisi

Inginku menangis !
Agar semua mengerti kepayahanku
Memperlihatkan bagaimana hati ini berusaha untuk bertahan
Tapi apa daya ?
Nyaliku tak sekokoh inginku
Terlanjur mengering sebelum meluap

Pikir boleh banyak kata
Tapi lisan tak sanggup berkata
Hanya dalam tulisan aku sampaikan
Walau tak mengerti meski sebagian
Biarlah waktu yang memberi jawaban

Narasi Pemimpin Muda untuk Indonesia {:cn}



Gelap
Jelang fajar yang berfijar terang
Saat embun meninggalkan dedaunan
Dalam hiruk pikuk shubuh yang mengejar senja
Engkau diam dalam zikir dan pikir
Mengeja
Menghitung
Membaca sebuah narasi bangsa
Mengalir dari titik nadir
Membuat detak jantungmu berdesir
Apakah engkau akan sampai disana?
Menuju Jejak- jejak perjalanan keabadian
Bernama kesetiaan dalam kedigdayaan bangsa

Engkau membaca
Nafak tilas tiga setengah abad
dan kejayaan masa lalu
Harumnya nama bangsamu
Dalam titah raja-raja
Samudera Pasai, Sriwijaya hingga Majapahit
Engkau dengar kisah
Sang pelopor
Sang pejuang
Sang Pencerah
Sang Pendiri bangsa
Yang meski seiring sejalan bergandengan tangan
Menjinakkan ego yang berpetualang dalam keragaman perbedaaan yang harus satu
Bhinneka Tunggal ika
Demi nusantara yang berdiri tegak diantara bangsa-bangsa dunia
Setelah terseok sekian lama dalam penjajahan yang merajalela

Wahai Pemimpin muda bangsa
Hari ini engkau harus lunasi janjimu
Dalam sebuah narasi Indonesia Jaya hingga titik tanpa koma
Narasi tentang kesetiaan, cinta dan baktimu pada negeri
yang mengalir dalam denyut nadi dan darahmu
Membayangkan senyum anak-anak bangsa yang unggul sejahtera
Menuju masa depan gemilang, cemerlang membentang
Di negeri Khatulistiwa

Wahai engkau sang pejuang
Pemimpin muda masa depan bangsa
Rakyat menunggumu didepan mengambil estafet kepemimpinan
Yang harus kau rekonstruksi ulang
Eja ulang dua dinding bathinmu
Eja rasa dan asamu
Rasa cinta baktimu pada negeri ibu pertiwi
Asa semangat juangmu yang menggelora
tertempa tak berhenti
Sanggupkah Engkau menjadi calon pemimpin bangsa terpilih
Dinegeri ini

Bacalah sebaris narasi
Engkau mengerti tentang sejarahmu sebagai anak negeri
Karena Engkau terlahir dari rahim
keberanian, kesetiaan, pengorbanan dan harapan
Jangan engkau diam dalam kelam
Terlena mencari kata kunci
Bacalah sandi
Pecahkan teka-teki sebuah narasi

Pemimpinku
Hari ini engkau harus lunasi janji
Membangun sebuah narasi Indonesia menuju harapan baru
Narasi tentang kesetiaan, cinta dan baktimu pada negeri
Semoga mengalir dalam denyut nadi dan darahmu
Menuju Indonesia abadi

Lentera Hati (-_-) {by:Cn}


Ketika bintang masih bisa tersenyum
menyelimuti langit yang gelap
padahal entah mengapa
mereka dapat tetap menjaga malam
meski mungkin tak secerah langit siang

Ternyata mereka ikhlas dan tulus
menjadi lentera yang memayungi semua mimpi setiap insan dalam istirahatnya

Andai saja setiap hati manusia
memiliki bintang yang mampu menjadi penyangga
ketika hati sedang diselimuti pekatnya hitam karena ketidaktahuannya

Meski hanya satu bintang
ketika dia bisa bertahan tak jarang menjadi pembawa keindahan yang nyata

Bintang kecil itu
seperti air ketika melepas dahaga
bintang kecil itu
seperti kasih yang tak pernah lusuh