Label

Rabu, 05 November 2014

CAPUT SUCCEDANEUM

CAPUT SUCCEDANEUM

Oleh :
Kelompok 5
Selina Novela
Meri Yulianda
Mutia Sari Yusuf
Dian Lestari
Wisda Mulia Sari


AKADEMI KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2014/2015
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul CAPUT SUCCEDANEUM”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad saw  beserta keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen pengasuh mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh ,  10 September

Penulis












i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


BAB I             PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2  Tujuan Penulisan ........................................................................................3
1.3   Manfaat ......................................................................................................3
1.4   Ruang Lingkup ..........................................................................................3

BAB II            PEMBAHASAN
                         2.1 Defenisi ......................................................................................................5
                         2.2 Gejala..........................................................................................................5
                         2.3 Penanganan ................................................................................................5
                        2.4 Faktor Predisposisi ................ .....................................................................6
                        2.5 Penatalaksanaan...........................................................................................6
                        2.6 Komplikasi...................................................................................................6
                        2.7 Patofisiologi ................................................................................................6
                        2.8 Contoh Asuhan Pada Bayi Caput Succedaneum..........................................6
                        2.9 Assesment ...................................................................................................8
                        2.10 Planning .....................................................................................................8

BAB III          PENUTUPAN
                        3.1 Kesimpulan ..................................................................................................9
                        3.2 Saran ............................................................................................................9


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11


ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat ataupun trauma lahir.
Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh salah satu sebab. Penanganan persalinan secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa tersebut.
Insidensi trauma lahir diperkirakan sebesar 2-7 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun insiden telah menurun pada tahun-tahun belakangan ini, sebagian karena kemajuan di bidang teknik dan penilaian obstetrik, trauma lahir masih merupakan permasalahan penting, karena walaupun hanya trauma yang bersifat sementara sering tampak nyata oleh orang tua dan menimbulkan cemas serta keraguan yang memerlukan pembicaraan bersifat suportif dan informatif. , Beberapa trauma pada awalnya dapat bersifat laten, tetapi kemudian akan menimbulkan penyakit atau akibat sisa yang berat. Trauma lahir juga merupakan salah satu faktor penyebab utama dari kematian perinatal. Di Indonesia angka kematian perinatal adalah 44 per 1000 krlahiran hidup, dan 9,7 % diantaranya sebagai akibat dari trauma lahir. Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. (Donna L. Wong, 2003)
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. Caput suksedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006)
Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat sesudah persalinan bahkan persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan juga pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup.
Di Jawa Timur AKI dan AKB pada tahun 2006 adalah mencapai 72/100.000 kelahiran. Sedangkan untuk daerah Blitar sendiri pada tahun 2007 tercatat AKB sebesar 100,2/100.000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 3,06/1.000 kelahiran hidup. Dan untuk masalah terjadinya caput succedaneum pada bayi khususnya di RSD Mardi Waluyo Blitar di awal tahun 2008 adalah disebabkan persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi dan kala II memanjang. Dengan angka kejadian untuk persalinan dengan vakum ekstraksi 40 dari 809 persalinan dan kala II memanjang 27 dari 809 persalinan di RSD Mardi Waluyo Blitar. Untuk Caput Succedaneum tidak tercatat dalam dalam data Ruang Neonatus RSD Mardi Waluyo.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Abdul Bari Saifuddin, 2001). Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin.


1.2       Tujuan Penulisan
1.2.1    Tujuan Umum
Adapun tujuan umum yaitu memberikan Asuhan Neonatus dengan Jalan Lahir yang terdiri dari caput suksedaneum, cephalhematoma, trauma pada flexus brachialis, fraktur klavikula dan fraktur humerus.
1.2.2    Tujuan Khusus
Tujuan khusus yaitu terdiri dari :
1. Mengantisipasi masalah atau resiko yang akan terjadi saat persalianan
2. Memberikan Asuhan Neonatus pada BBL agar tidak terjadi cacat
3. Melakukan tindakan segera pada BBL yang mengaami jejas persalinan
4. Mengevaluasi hasil Asuhan Neonatus yang diberikan pada BBL
1.3       Manfaat Penulisan
Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan ketrerampilan dasar yang diberikan. Sehingga akan mendatangkan calon-calon bidan yang professional. Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat mencegah terjadinya kasus serupa sehingga mengurangi AKB di Indonesia, serta dapat mengurangi resiko bayi lahir cacat. Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan, mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.
1.4       Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pembuatan makalah ini yaitu mencangkup :
1. Keadaan kesehatan ibu dan anak di Indonesia meliputi angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian
2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak
3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta factor-faktor yang mempengaruhinya
4. Kebutuhan fisik serta psikologis anak
5. Prinsip dan standar nitrisi pada bayi dan anak
6. Prinsip keselamatan bagi bayi dan anak.

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Defenisi
Caput succedaneum adalah neonatal yang melibatkan kondisi serosanguinous, subcutan, cairan extraperiosteal, koleksi margin di definisikan dengan buruk yang disebabkan oleh tekanan yang diajukan bagian dari kulit kepala terhadap dilatasi serviks (Turniket efek dari leher rahim) selam melahirkan. Pembengkakan jaringan lunak kepala yang dapat dilampaui sutura tengah. Benjolan yang d fu kepala terletak pada presentasi kepala pada waktu bayi lahir. Terjadinya edema dibawah kepala bayi sebagai akibat pengeluaran cairan serum dari pembuluh darah. Menghilang dalam 2 – 4 hari setelah persalinan.
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edemetosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi foto terapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. (Rukiyah, 2013)
Caput succedaneum merupakan oedema subcutis akibat penekanan jalann lahir pada persalinan letak kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbtas tegas dan melewati batas sutura. Kelainan ini biasanya ditemukan pada resentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi edema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput Succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2 – 5 hari. Kadang-kadang caput succedaneum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah 1 minggu.
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. (Sarwono, 2006)

2.2       Gejala
Caput succedaaneum muncul sebagai pembengkakan kulit kepala yng memanjang digaris tengah dan atas garis jahitan dan berhubungan dengan kepala  pencetakan.

2.3       Penanganan
Asuhan garing penanganan pada bayi yang mengalami caput succedaneum terdiri dari pengamatan saja, pemulihan biasanya akan terjadi dengan cepat. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah, kontur normal harus kembali. Bayi akan sering (dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan anal gesia untuk sakit kepala dan penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari pertama.

2.4       Faktor Predisposisi
Persalinan dengan partus lama, partus dengan tindakan, sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina.

2.5       Penatalaksanaan
Bayi dirawat seperti pada perawatn bayi normal, observasi keadaan umum bayi, pemberian ASI adekuat, cegah terjadinya infeksi.

2.6       Komplikasi
Caput Hemorargic, Infeksi, Ikhaterus, Anemia.
.
      2.7       Patofisiologi
Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak. Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau intraviber. Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit kepala. Sehingga menyebabkan Caput Succedaneum.

2.8       Contoh Asuhan pada bayi dengan Caput Succedaneum
1.      Data Subjektif
Bayi Ny.S (24 Thn) dan Tn.x (27 Thn) berumur 26 hari tanggal 07 – 10 2009 Pukul 10.05 WIB. Lahir secara spontan dengan Vacum forcep. Dari jenis kelamin perempuan dengan kedua orang tua beragama islam, bersuku Sunda, dengan Ibu, sekolah terkhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan Ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang Wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp.1.500.000 / bulan dan bertempat tinggal Cimawu RT 06 RW 02, Purwakarta.  Anamnesia dilakukan pada tanggal 08 / 10 / 2009 Pukul 15.30 WIB oleh bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1-2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk ke dalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangakan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golongan darah ibu A dan ayah begolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya baik pendarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan di kepala bayinya setelah beberapa jam lahir.
2.      Data Objektif
Pemeriksaan fisik bayi KU ; bayi, kesadaran Compos-metis, denyut nadi 130x / menit, Bergerak aktif, refelek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun-ubun besar dan ada kelainan terdapat pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis tengah ditandai dengan cairanyang menumpuk, sutura normal dan ada maulage, pada Caput succedaneum, dan tidak ada Cephalhematoma. Matasimestris, Lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung, telinga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simestris, bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, reflek puting susu ada reflek sucking ada, reflek menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah benih, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu  menonjol kleuar, tiak ada bunyi nafas jantung dan paru-paru tambahan, reflek muro ada, perut tidak kembung, abdomen simestris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekiatar umbi likal, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simestris, tidak penonjolan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur clavikula dan fraktur humerus serta ada reflek fleksus brachialis. Genetalia testis sudah ada d scrotum, ada lubang, lobang muara interna terlatak pada ujung penis. Kullit tidak ada tanda-tanda lahir warna merah. Usia bayi saat  ini 1 hari. Pemeriksaan antropometri BB Bayi 3200 gram dengan panjang badan 45 cm, Lingkar badan 43 cm, Lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitaman konsistensi cairan bau khas. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan ASI tanpa pendamping apapun.

2.9       Assesment
Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa Caput Succedaneum.  Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan caput succedaneum yaitu ada kecemasan dari orangtua bayi tersebut. Tidak ada masalah potensial.
Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hri dengan caput succedaneum yaitu dengan memberikan Penkes kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.

2.10     Planning
Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadarn kompos metris, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB Bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang caput succedaneum pada bayi baru lahir yaitu terjadi akibat pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis tengah berisi cairan pada kepala bayi dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang sudah agak tenang. Beritahu ibu  untuk penyembuhan yang cepat, yang biasanya hilang pada hari kedua sampai lima dan ibu mau melaksanakannya. Beritahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam/hari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke pelayanan kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak hilang pada hari kedua sampai lima segera menghubungi bidan dan ibu mengerti terlihat ibu yang mampu perkataan bidan.









BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.
Sefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.
3.2       Saran
Dengan adanya Asuhan Neonatus dengan jalan lahir dapat lebih meningkatkan lagi para tenaga kesehatan baik secara teknis maupun non teknis dalam memberikan pelayanan kesehatan. Dalam pembahasan Asuhan Neonatus dengan jalan lahir lebih memberikan ilmu yang bermanfaat lagi supaya dari pihak pendidikan dapat meningkatkan calon-calon bidan yang professional.
Dengan adanya pembuatan tugas Asuhan Neonatus dengan jalan lahir ini, mudah-mudahan mahasiswa dapat lebih mengerti lagi tentang pembahasan mengenai Asuahan Neonatus. Serta dapat menjadi motivasi dan inspirasi dalam mengembangkan ilmu yang telah terkuasai, supaya dapat menjalankan praktik dilapangan lebih terampil lagi.

















DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, dkk . 2013, “Asuhan Neonatus bayi dan balita”. CV Trans Info Media : Jakarta
Maryanti, Dwi. dkk.2011,”Buku Ajaran Neonatus Bayi dan Balita”Jakarta:CV Trans Info Media
Maryunani Anik dan Nurhayati.2009,”Asuhan Kegawatdaruratan dan penyulit pada Neonatus. Jakarta:CV Trans Info Media
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. “Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitra Maya