Label

Kamis, 25 Desember 2014

BOUNDING ATTACHMENT

BOUNDING ATTACHMENT

Oleh,
Selina Novela
Ajirna Wati
Chyntia Ervina
Cut Ayu Lestari
Ida Susanti
Nurjannah
RizkiAzmi


logo akbid
Akademi Kebidanan Muhammadiyah
Banda Aceh
2014
KATA PENGANTAR

         Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan hasil diskusi kelompok kami yang judul makalah ini adalah ” Bounding Attachment . Dibuat dengan tujuan sebagai bahan kajian perkuliahan yang dipresentasikan pada Mata Kuliah Konsep Kebidanan Akademi Kebidanan Muhammadiyah Banda Aceh.
          Kesempurnaan tentunya masih jauh bila dilihat dari isi makalah ini, sebab sangat sederhana bila dikategorikan sebagai suatu karya tulis yang berkehendak meneliti suatu kebenaran. Namun penulis mengharapkan pembaca dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kehadiran karya ini. Sebagai sebuah karya yang mengkaji persoalan Konsep Kebidanan dengan demikian diperlukan referensi-referensi lain dalam bidang yang dibahas di dalam karya tulis ini.
             Makalah ini berhasil diselesaikan berkat kerjasama serta adanya bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing mata kuliah yaitu “ Cut Sriyanti, SST, M. Keb “, terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah menyarankan penyusun dalam pembuatan makalah.        





                                                                              Banda Aceh, 10 Oktober 2014


                                                                              Penyusun                                                                                                                                                                            
                                                                                                                                     
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR .........................................................................................        i        
DAFTAR ISI.......................................................................................................       ii        
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................       1
1.1  Latar Belakang.......................................................................................       1        
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................       2
1.3  Tujuan.....................................................................................................       2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................       3
2.1  Pengertian Bounding Attachment............................................................       3
2.2  Tahap – Tahap Bounding Attachment.....................................................       4
2.3  Elemen – Elemen Bounding Attachment.................................................       4
2.4  Prinsip – Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment........       6
2.5  Manfaat Bounding Attachment...............................................................       7
2.6  Hambatan Bounding Attachment............................................................       8
BAB III PENUTUP............................................................................................       9
3.1  Kesimpulan................................................................................................       9
3.2  Saran .........................................................................................................       9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................     10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang menakjubkan bagi seorang ibu, terutama ketika ia dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali.masa tersebut juga merupakan masa tenang setelah melahirkan. Karena ibu sudah merasa rileks, sehingga memberikan peluang ideal untuk melalui pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak, misalnya mencium, merasa,mendengar dan melihat. Kulit mereka sangat sensitif terhadap suhu dan sentuhan.selain itu,selama satu jam pertama setelah melahirkan, mereka sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius, maka setelah  lahir, maka bayi dapat langsung diletakkan di atas perut ibu. Kontak segera ini sangat bermanfaat, baik bagi ibu maupun bayinya karena kontak kulit sangat membantu bayi tetap hangat.
Ikatan antara ibu dan bayi telah terjadi sejak masa kehamilan, dan saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi prilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung,sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.






1.2        Rumusan  Masalah
1.      Apa pengertian Bounding Attachment ?
2.      Apa saja tahap – tahap Bounding Attachment ?
3.      Apa saja elemen – elemen Bounding Attachment ?
4.      Apa saja prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bounding Attachment ?

1.3        Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu Bounding Attachment
2.      Untuk untuk mengetahui elemen – elemen dalam Bounding Attachment
3.      Untuk mengetahui hambatan Bounding Attachment
4.      Untuk mengetahui tahap – tahap dari Bounding Attachment












BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Bounding Attachment
         Bonding Attachment terjadi pada kala lV, ketika terjadi kontak antara ibu - ayah -anak yang berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton (1978), Bonding merupakan suatu keterkaitan mutual pertama antar individu  pertemuan pertama kali antara orang tua dan anak. Sementara itu, Attachment adalah suatu prasaan menyayangi atau loyalita yang menggikat individu dengan individu lain.
Menurut Nelson dan May (1996),  Attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian  serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Bonding attachment bersifat unik,  spesifik, dan bertahan lama karena ikatan antara orang tua dan anak dapat terus berlanjut bahkan walau selamanya kalau dipisah kan oleh jarak dan waktu serta tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat ( Klaus dan Kenell, 1982).  Menurut Sexton dan Pelikan (1996)  Bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi ( kasih sayang)  oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir dan attachment adalah intraksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. Sementara itu, Maternal Neonatal Health mendefenisikannya sebagai kontak dini secara langsung antra ibu dan bayi setelah proses persalinan, mulai dari kala lll sampai dengan pospartuim.
Menurut Mercer  (1996) prakondisi yang memengaruhi ikatan adalah sebagai berikut
1.         Kesehatan emosional orang tua
2.         Sistem dukungan yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.
3.         Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan   yang kompeten.
4.         Kedekatan orang tua dengan bayi.
5.          Kecocokan antara orang tua dan bayi ( termasuk keadan, temperamen dan jenis kelamin).

2.2    Tahap – tahap Bounding Attachment
Berikut ini adalah tahap-tahap terjadinya ikatan batin ( Bonding Attachmen) antara orang tua dan bayi :
1.     Perkenalan (acquaaintance),dengan melakukan kontak mata,menyentuh,   berbicara,dan mengekplorasi segera setelah mengenal banyinya.Menurut Klaus,Kennel(1982), perkenalan ini merupakan bagian penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
2.     Bonding ( keterikatan ).
3.     Attachmen,perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

2.3    Elemen – Elemen Bounding Attachment
1.      Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama, yakni pengasuh mulai mengeksplorasi  jari tanggan kebagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak  tangannya untuk mengelus badan badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Klaus, Kennell, 1982; dan tulman, 1985 ). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
2.      Kontak Mata
Ketika bayi bayi baru lahir mampu secara fungsionalmempertahan kan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu  untuk saling  memandang. Beberapa ibu mengatakan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (klaus dan kennelli, 1982)

3.      Suara
Saling mendegar dan merespons suara antara orang tua dan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan jadi tenang dan berpaling  ke arah orang  tua mereka saat saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.

4.      Aroma
Prilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayinya ialah respon terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengatahui bahwa siapa anak yang memiliki aroma yang unik ( porter, cernoch,perry, 1985). Sementara itu, bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma ibunya ( Stainto, 1985).

5.      Hiburan ( Entertaiment)
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang –nendang kaki, seperti sedang berdangsa mengikuti nada suara orang tuanya. Hiburan terjadi saat anak berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan mengangkat suatu pola komunikasi efektif yang positif.

6.      Bioritme.
Anak yang baru lahir atau yanng belum lahir dapat dikatakan dengan ritme tugas ibunya.  Untuk itu, salah satu  tugas bayi baru lahir ialah membantu ritme personal ( bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dengan memamfaat kan waktu saat bayi mengembangkan prilaku yang positif. Hal ini dapat meningkatkan intraksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.

7.      Kontak Dini.
Saat ini tidak ada bukti- bukti alamiah yang menujukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang  dan anak. Namun menurut Klaus dan kennel (1982), ada beberapa keuntungan biologis yang dapat di peroleh dari kontak dini yaitu sebagai berikut :

a.       Kadar oksitosin dan prolaktin yang meningkat
b.      Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin
c.       Pembentukan kekebalan aktif dimulai.
d.      Mempercepat proses ikatan antar orng tua dan anak.

2.4    Prinsip –Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
Prinsip- prinsip dan upaya Meningkatkan Bonding attachment
1.      Bonding attachment dilakukan di menit pertama dan jam pertama.
2.      Orang tua merupakan orang pertama yang menyentuh bayi pertama kali.
3.      Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.      Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan.
5.      Persiapan (perinatal cere- pnc) sebelumnya.
6.      Cepat melakukan proses adaptasi.
7.      Kontak sedini.mungkin dapat memberi kehagatan pada bayi, merupakan rasa sakit ibu,serta memberi rasa nyaman.
8.      Tersedia fasilitas untuk kontak lebih lama.
9.      Penekanan pada hal-hal positif.
10.  Adanya perawat maternitas khusus(bidan) .
11.  Libatkan angota kelurga lainnya.
12.  Pemberian informasi bertahap mengenai Bonding attachment.

Dampak positif yang dapat diperoleh dari Bonding Attachment adalah bayi merasa di cintai, diperhatikan,dipercayai,merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi . selain itu dapat menumbuhkan sikap sosial. Hambatan yang bisa ditemui dalam melakukan Bonding attachment adalah kurangnya sistem dukungan (Support system),ibu dan bayi beresiko , serta kehadiran bayi yang tidak di ingin kan. Dengan tambahan Bonding attachment, maka perkembangan tingkah laku anak akan terhambat,dan sebaliknya akan tumbuh sikap-sikap yang tidak menguntungkan seperti tingkah laku steriotip , sosial abnormal, kemunduran kemampuan (motorik,kognitif, dan verbal), serta bersikap apatis.

2.5    Manfaat Bounding Attachment
Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara baik yaitu :
1.  Bayi merasa di cintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
         2.  Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
         3.  Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi  kelak



2.6    Hambatan Bounding Attachment
         Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari Bounding Attachment dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam Bounding Attachment adalah :
         1.  Kurangnya support sistem
         2.  Ibu dengan resiko ( ibu sakit )
         3.  Bayi dengan resiko ( bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik )
         4.  kehadiran bayi yang tidak diinginkan
2.6    RAWAT GABUNG
Rawat gabung adalah satu cara perawatan ibu dan bayi yang baru di lahirkan tidak di pisah kan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama 24 jam penuh dalam seharian nya. Dengan kata lain, rawat gabung, adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Menurut sifatnya rawat gabung di bedakan menjadi dua, yaitu rawat gabung kontinu yaitu bayi berada di samping ibu terus menerus, serta rawat gabung intermiten, pada saat bayi akan menetek saja.

Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan air susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan bagi ibu.
Dengan rawat gabung, ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapam saja dimana saja bayi membutuhkan nya. Ibu dapat melihat dan memehami cara perawatan bayi secara benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam perawatan bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu mendapatkan kehangatan emosional atau batin karena selalu kontak dengan bayinya.
Syarat bayi baru lahir bisa di lakukan rawat gabung, antara lain bayi lahir spontan, bayi presentasi, kepala, maupun bokong. Apalagi bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleksi menghisap bayi, tidak ada tanda-tanda infeksi dan lain-lain. Apalagi bayi lahir secara seksio sesaria dengan spembiusan umum, rawat gabung di lakukan setelah ibu sadar dan bayi tidah mengantuk, 4-6 jam setelah operasi selesai. Syarat lain agar bayi baru lahir bisa rawat gabung, adalah bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama ( nilai APGAR lebih dari 7 ), umur kehamilan lebih dari atau sama dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gr, tidak terdapat infeksi intra partum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat.
Rawat gabung tidak di perbolehkan pada bayi yang sangat premature, bayi dengan berat lahir kurang dari 2000 gr, bayi dengan seksis, bayi dengan gangguan nafas, bayi dengan cacat bawaan berat atau ibu dengan infeksi berat (antara lain tubercolosis,seksis).
Bayi baru lahir tidak boleh di lakukan rawat gabung, apabila keadaan ibu atau keadaan bayi tidak memungkinkan. Kontra indikasi rawat gabung dari keadaan ibu, antara lain status kardiorespirasi tidak normal (ibu dengan decompensatio cordis tingkat III di anjurkan untuk menyusui ), pascaeklamsi kesadaran belum baik, infeksi atau( tubercolosis aktif), Hepatitis, HIV / AIDS, citomegalovirus (CMV),Herpes, Kanker payudara dan psikosis. Kontra indikasi rawat gabung dari keadaan bayi, antara lain bayi kejang / kesadaran menurun, penyakit jantung/paru berat, bayi yang memerlukan perawatan khusus/ pengawasan intensif serta bayi dengan  cacat bawaan tidak mampu menetek.
Pelaksanan rawat gabung, bisa dilakukan di poliklinik kebidanan, di ruang bersalin,  di ruang perawatan serta di poli klinik anak.Kegiatan rawat gabung bisa dimulai sejak ibu memeriksakan kehamilan di poliklinik kebidanan, antara lain kegiatan penyuluhan, pemutaran filem di ruangan khusus, konsultasi kesehatan ibu dan bayi. Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin bisa dilakukan apabila bayi memenuhi beberapa kriteria berikut ini: nilai APGAR lebih 7, berat badan lahir 2500-4000 gram, usia kehamilan 37 sampai dengan 42 minggu, bayi lahir spontan, tidak ada infeksi intrapartum, ibu sehat, tidak ada komplikasi persalinan pada ibu dan bayi, tidak ada kelainan bawaan berat. Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin, antara lain dalam setengah jam setelah lahir bayi segera disusu kan, ibu diberikan penyuluhan tentang asi dan rawat gabung, persiapan ibu dan bayi ke ruang perawatan.
Kegiatan rawat gabung di ruang perawatan, yakni meletakkan bayi dalam boks bayi di samping tempat tidur ibu, mengawasi keadan umum bayi, catat dalam status. Bayi boleh me netek setiap kali, tidak boleh di beri susu botol, jika ada indikasi medis pemberian susu formula, berikan dengan pipet, sendok, cangkir atau naso gastrik tube(NGT), memantou ibu meneteki bayi, penyuluhan sebelum ibu dan bayi pulang. Kegiatan rawat gabung di poli klinik anak, yakni menimbang berat badan, memeriksa payudara dan proses laktasi, mengkaji makanan bayi, memeriksa keadaan asi, penyuluhan makanan dan perawatan bayi, memberikan jadwal makanan bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter serta memberikan imunisasi sesuai jadwal.
Model pegaturan ruangan untuk mendukung kegiatan rawat gabung, antaralain satu kamar untuk satu ibu dan satu bayi, satu kamar untuk empat sampai lima ibu dan kamar disebelah untuk bayi . bayi bisa ditarik oleh ibu tanpa ibu keluar kamar, beberapa ibu dalam satu kamar, bayi di kamar lain yang di sekat dengan kaca, ibu dan bayi pada satu tempat tidur, boks, bayi di samping tempat tidur ibu.
Rawat gabung memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Manfaat rawat gabung dan aspek fisik, antara lain mengurangi kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas, dengan menyusui colostrum dapat memberikan kekebalan, ibu dapat dengan mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya karna setiap saat dapat melihat bayinya. Manfaat aspek psikologis, antara lain bayi banyak mendapatkan nutrisi secara fisiologis dan membantu proses infolusi uterus. Manfaat dari aspek psikologis, adalah terjalin proses lekat akibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayinya, bayi merasa aman dan terlindungi. Manfaat dari aspek edukatif, ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui dan merawat bayinya. Manfaat dari aspek ekonomi adalah adanya penghematan untuk pembelian susu buatan. Manfaat dari aspek medis menurut kan terjadinya infeksi nosokomial menurunkan angka mortalitas dan mobilitas.
Keuntungan dari kegiatan rawat gabung, antara lain menggalakkan pemakaian ASI, hubungan emosional ibu dan bayi nya lebih dini dan dekat, ibu dapat segera melaporkan keadaan aneh pada bayinya, mengurangi ketegantungan ibu pada petugas dan meningkatkan percaya diri, ibu bisa belajar merawat bayi, ibu dapat bertukar pengalaman dengan ibu lain, resiko infeksi silang dan nosokomial berkurang, beban perawatan terutama, pengawasan berkurang, sehingga petugas bisa melakukan kegiatan lain.
Kerugian dari kegiatan rawat gabung, antara lain memungkinkan ibu kurang istirahat, bisa salah memberikan makanan kepada bayi karna pengaruh orang lain, pada ibu yang kurang menjaga kebersihan diri, bayi dan ibu akan mudah sakit, bayi dapat terkena infeksi dari pengunjung, serta kadang ada hambatan teknis dan fasilitas dalam pelaksanaan.

BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Bounding Attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. Bounding Attachment sangat diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu primipari. Bagi ibu primipari akan banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan yang dialami sangat banyak setelah melahirkan karena adanya pergantian peran dari seorang ibu yang dulunya belum pernah memiliki anak dan tidak tahu cara merawat anak, sekarang sudah berganti peran dan mau tidak mau ibu harus dapat mengambil peran antaralain merawat bayi, member ASI dan masih banyak lagi peran yang berubah setelah melahirkan.

3.2        Saran
         Masih banyak sekali bidan atau tenaga kesehatan yag belum melakukan hal ini begitu bayi lahir. Banyak yang melakukan inisiasi menyusui dini namun hanya sebentar saja. Bayi langsung dibawa ke ruang bayi tanpa mendapatkan kontak dengan ibunya secara maksimal.



                                                 DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah Ai Yeyeh,dkk.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.2010.Jakarta.CV.Trans
Info Media.
Muslihatun Nur Wafi.Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.2011.Yogyakarta.
Fitramay Hidayat, AAA, 2005, pengantar ilmu keperawatan anak 1, Salemba Medika,
Jakarta.
Johnson, R dan Taylor, W, Alih Bahasa Suharyati Samba, 2005, Buku Ajar Praktik
Kebidanan, EGC, Jakarta.
Ladewig, PW., London, ML., Olds, SB.,  Alih Bahasa Salmiyatun, 2006, Asuhan
Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir, EGC, Jakarta.




 
 

Tidak ada komentar: