TEKNIK
PEMBERIAN OBAT
TOPIKAL
& REKTAL
Disusun Oleh
Selina Novela
Ranggi Purnama sari
Miftahurrahmi
Mutia Sari
Susi Safura
Hajatun Sakdiah
Fadillah Yatim
Ivonna Dhea Muri
AKADEMI
KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2013/2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL &
REKTAL”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan
kepangkuan Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan
betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen
pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a
semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal
‘Alamin.
Banda Aceh ,
Februari 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR
............................................................................................................
i
DAFTAR
ISI
..........................................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
.....................................................................................1
1.3 Tujuan
........................................................................................................1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pemberian
obat secara Rektal .....................................................................2
2.1.1 Persiapan alat
................................................................................2
2.1.2 Prosedur kerja ...............................................................................2
2.2 Pemberian obat secara Topikal
....................................................................3
BAB
III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
................................................................................................5
3.2 Saran – Saran
.............................................................................................5
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Obat
adalah suatu cara yang digunakan untuk
mencegah datangnya penyakit. Cara pemberian obat yang benar sekalian tepat akan memberikan efek dan
dampak yang bagus dan efektif kepada proses penyembuhan penyakit yang sedang
diderita. Walaupun proses pemberian obat adalah lingkup bidang medis dan juga
para apoteker.
Akan
tetapi kita sebagai orang yang kerap kali harus minum obat juga harus
mengetahui akan beberapa hal yang berkaitan dengan konsumsi beberapa obat
yang benar dan tepat agar obat itu bisa berefek pada penyembuhan penyakit bukan
malah efek sebaliknya. Memperburuk atau
memperparah penyakit yang dialami
oleh pasien.
Pemberian
obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab
penting bagi seorang perawat. Terutama
bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun bukan
berarti tanpa reaksi yang merugikan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah tentang teknik pemberian obat tropikal dan rektal ini
adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari teknik pemberian obat
tropikal dan rektal
2.
Bagaimana cara kerja teknik pemberian obat tropikal dan
rektal
1.3 Tujuan
Tujuan
pemberian obat adalah memberikan obat sesuai dengan dosis dan cara pemakaian yang benar agar obat bisa memberikan efek penyembuhan
terhadap sesuatu penyakit atau keluhan yaang dirasakan seseorang, maka ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam pemberian obat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pemberian obat secara Rektal
Pemberian
obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus.
Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.
Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya
dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah
lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus diperhatikan.
Dengan tujuan memberikan efek lokal
dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang
bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah
feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek
lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk
meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin
suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.
Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat
pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada
pasien yang mengalami pembedahan rektal.
2.1.1
Persiapan
alat
Adapun yang menjadi alat-alat teknik
pemberian secara rektal adalah sebagai berikut :
a. Kartu obat
b. Supositoria rectal
c. Jeli pelumas
d. Sarung tangan
e. Tissue
a. Kartu obat
b. Supositoria rectal
c. Jeli pelumas
d. Sarung tangan
e. Tissue
Contoh
gambar pemberian obat rektal :
2.1.2
Prosedur kerja
a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b. Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.
e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan sfingter ani
f. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak – anak
g. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
i. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
j. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya
k. Cuci tangan
l. Kaji respon klien
m. Dokumentasikan semua tindakan
Cara pemberian obat pada
anus (rektal) :
2.1.3 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
obat secara Rektal
1.
Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya
pemberian obat melalui dubur (rektal).
2.
Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).
3.
Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
4.
Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.
5.
Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila
dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama.
Misalnya adalah : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) , pada bayi
(stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut)
6.
Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan
untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan laxativ.
Pemberian
obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan
hanya mempunyai efek lokal.
2.2
Pemberian obat
secara Topikal
Pemberian obat secara topikal atau lokal
adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal misalnya, tetes mata, salep,
tetes telinga, dan lain-lain.
2.2.1 Pemberian obat pada Kulit
Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan
obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi
permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian
obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Cara Pemberian obat pada kulit :
a.
Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja dan tempat pemberian.
b.
Cuci tangan
c.
Atur peralatan disamping tempat tidur klien
d.
Tutup gorden atau pintu ruangan
e.
Identifikasi klien secara tepat
f.
Posisikan klien
dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
g.
Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan
semua debris dan kerak pada kulit
h.
Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i.
Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen
topikal
j.
Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
k.
Oleskan agen topical :
1. Krim, salep dan
losion yang mengandung minyak
(a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di
telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
(b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan
memanjang searah pertumbuhan bulu.
(c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak
setelah pemberian
2. Lotion
mengandung suspensi
(a) Kocok wadah dengan kuat
(b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau
bantalan kecil
(c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan
kering.
3. Bubuk
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(b)
Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti
diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
(c) Bubuhkan secara
tipis pada area yang bersangkutan
4. Spray aerosol
(a) Kocok wadah dengan keras
(b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang
spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
(c) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot,
minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray.
(d) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit
l.
Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang
peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
m. Cuci tangan
Contoh pemberian
obat pada kulit :
2.2.2 Pemberian Obat pada Telinga
Pemberian Obat
pada Telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep.
Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga
khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
Cara Pemberian
Obat pada kulit :
a.
Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta
pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b. Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah
cidera pada bayi dan anak kecil
(3) Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan
telinga yang akan diobati pada bagian atas.
c.
Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
(1) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
(2) Dengan
menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus
auditory
d. Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke
dalam air hangat dalam waktu yang singkat
e. Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa
dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
f.
Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi
kanal telinga
g. Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada
tragus telinga
untuk tetap berada pada posisi miring selama 5
menit.
i.
Kaji respon klien
Kaji pada
karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah
bekerja.
j.
Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak
dipakai
k. Dokumentasikan
semua tindakan
Contoh
pemberian obat pada Telinga :
2.2.3
Pemberian obat pada Hidung
Pemberian Obat pada Hidung Cara memberikan obat pada
hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan
hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Cara pemberiann obat pada Hidung :
a.
Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta
pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b. Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah
cidera pada bayi dan anak kecil
(3)Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala
hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau
posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk
pengobatan sinus maksilaris dan frontal)
c. Bersihkan lubang telinga
d. Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
e.
Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian
tengah konka superior tulang etmoidalis
f. Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama
1 menit
g. Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya
ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan
ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
h. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak
dipakai
i. Dokumentasikan semua tindakan
Contoh pemberian obat pada Hidung :
2.2.4 Pemberian obat pada Mata
Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada
mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk
persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil,
untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian
juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Cara Pemberian obat pda mata :
a.
Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya
kerja dan tempat pemberian.
b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c. Identifikasi klien secara tepat
d. Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e.
Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan
hiperektensi leher
f. Pakai sarung tangan
g. Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari
dalam keluar
h. Minta klien untuk melihat ke langit – langit
i. Teteskan obat tetes mata :
(1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang
penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas
sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata
kebawah.
(2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes
ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
(3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila
tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
(4) meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata
dengan perlahan
(5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal
klien selama 30-60 detik
j. Memasukkan salep mata :
(1) Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata,
pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata
bawah pada konjungtiva.
(2) Minta klien untuk melihat kebawah
(3) Membuka kelopak mata atas
(4) Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva bagian dalam
(5) Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak
mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.
k.
Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan
perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus
l.
Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata
yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi.
Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
m.
Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang
peralatan yang sudah dipakai
n.
Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu
pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.
Contoh pemberian obat pada Mata :
KEUNTUNGAN
a.
Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi
b.
Mempunyai vikositas tinggi
c.
Pasien merasa nyaman
d.
Mempunyai toxiritas rendah
e.
Membantu permaebilitas jaringan
KERUGIAN
a.
Permberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat
tertentu
b.
Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas ermukaan
kulit
c.
Daya obat berpenetrasi pada kulit
Topikal Pada Dewasa, Obat tetes mata
dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut maka
lakukanlah tindakan sebagi berikut :
1. Cucilah tangan anda.
berkonsultasilah kepada dokter anda.
2. Jangan memegang mulut botol atau
ujungpenetes.
3. Melihatlah ke arah atas.
4. Tariklah pelupuk mata bawah ke
bawah sehinggamembentuk “kantung”
5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan“kantung”
tanpa menyentuh mata atau “kantung”tersebut.
6. Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.
7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan
mata terlalu rapat atau berkedip terlalusering.
8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkandengan
tissue
9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macamtetes
mata, tunggulah paling sedikit 5 menit sebelum meneteskan obat yang lainnya
Topikal Pada Anak-anak :
1. Baringkanlah anakterlentang dengan kepalategak
menghadap ke atas.
2. Suruhlah ia memejamkan mata.
3. Teteskan obat sesuai yangtertulis di etiket pada
ujungmata sebelah dalam (dekathidung).
2.2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat secara
topikal
A. Prinsip pemberian obat
Dalam
memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat, memahami ,dan memperhatikan prinsip enam benar agar
kita dapat terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat.
1. Benar
pasien
Obat
yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara
mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, alamat, nomor register
dan program pengobatan pada pasien.
2. Benar
Obat
Sebelum
mempersiapkan obat, harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu
ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan,
dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
3. Benar
Dosis
Sebelum
memberi obat, periksa dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilah dengan
dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Karna da
beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul
atau tabletnya. Misalnya asam mefenamat, 1 ada 250 mg, ada juga yang 500 mg,
ondansentron 1 ampul dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. Untuk menghindari
kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan
menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas
ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
4. Benar
Cara/ rute pemberian obat
Pastikan
cara pemberian obat yang telat diprogramkan, apakah diberikan peroral,
sublingual, parenteral/injeksi, topikal, rektal, atau inhalasi.
5. Benar
Waktu
Pemberian
obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, apakah pagi,
siang, malam, sesudah makan, saat makan, sebelum tidur, dll. Karena berhubungan
dengan kerja obat yang menimbulkan efek terapi dari obat.
6. Benar
Dokumentasi
Setelah
obat diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan oleh siapa
obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu tidak
dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Region
kulit yang akan diberikan obat: Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulit rambut
cenderung lebih mudah menerima obat dibandingkan pada daerah telapak tangan,
dengan demikian pemberian obat pada daerah yang lebih permeabel tidak perlu
terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang permeabel.
Gradien
konsentrasi: Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan obat akan
semakin cepat
Penjadwalan:
Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut dapat
berlangsung selama 1 hari dengan absorpsi yang terus menerus secara perlahan
Vehikulum
dan oklusi: Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat mempengaruhi
absorpsi pada kulit, sedangkan oklusi seperti plester yang mempererat dan
menjaga kontak antara kulit dengan obat topikal dapat meningkatkan efikasi dari
obat tersebut.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian
obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus.
Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.
Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya
dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah
lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus diperhatikan.
Pemberian obat secara topikal atau lokal
adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal misalnya, tetes mata, salep,
tetes telinga, dan lain-lain.
3.2 Saran
Pemberian
obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab
penting bagi seorang perawat. Terutama
bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat
pelayanan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat
bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun bukan
berarti tanpa reaksi yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC
Potter, 2000, Perry
Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester
Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar