Label

Kamis, 25 Desember 2014

TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL & REKTAL

TEKNIK PEMBERIAN OBAT
TOPIKAL & REKTAL

Disusun Oleh

Selina Novela
Ranggi Purnama sari
Miftahurrahmi
Mutia Sari
Susi Safura
Hajatun Sakdiah
Fadillah Yatim
Ivonna Dhea Muri


AKADEMI KEBIDANAN
MUHAMMADIYAH BANDA ACEH
2013/2014

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis telah dapat menyelesaikan makalah yg berjudul TEKNIK PEMBERIAN OBAT TOPIKAL & REKTAL”
Shalawat beriring salam kita sanjung sajikan kepangkuan Nabi Muhammad saw  beserta keluarga dan sahabatnya , berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan betapa bermakna nya hidup dari alam yang penuh kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini .
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik . Oleh karena itu, dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yg sebesar-besarnya kepada Ibu dosen pengasuh mata kuliah Bahasa Indonesia .
Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yg bersifat konstruktif dan membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan nya . penulis hanya dapat berdo’a semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda . Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Banda Aceh ,  Februari 2014

Penulis




i

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii


BAB I             PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2   Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3   Tujuan ........................................................................................................1

    
BAB II            PEMBAHASAN
                         2.1 Pemberian obat secara Rektal .....................................................................2
                                    2.1.1 Persiapan alat ................................................................................2
                                    2.1.2 Prosedur kerja ...............................................................................2
                        2.2 Pemberian obat secara Topikal ....................................................................3
                         

BAB III          PENUTUPAN
                        3.1 Kesimpulan ................................................................................................5
                        3.2 Saran – Saran .............................................................................................5


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................6















ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang

Obat adalah suatu cara yang digunakan  untuk mencegah datangnya penyakit. Cara pemberian obat yang  benar sekalian tepat akan memberikan efek dan dampak yang bagus dan efektif kepada proses penyembuhan penyakit yang sedang diderita. Walaupun proses pemberian obat adalah lingkup bidang medis dan juga para apoteker.
            Akan tetapi kita sebagai orang yang kerap kali harus minum obat juga harus mengetahui akan beberapa  hal  yang berkaitan dengan konsumsi beberapa obat yang benar dan tepat agar obat itu bisa berefek pada penyembuhan penyakit bukan malah efek sebaliknya. Memperburuk atau  memperparah penyakit yang dialami  oleh pasien.
            Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi  seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan.

1.2              Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah tentang teknik pemberian obat tropikal dan rektal ini adalah sebagai berikut :
1.       Apa pengertian dari teknik pemberian obat tropikal dan rektal
2.      Bagaimana  cara kerja teknik pemberian obat tropikal dan rektal

1.3       Tujuan
            Tujuan pemberian obat adalah memberikan obat sesuai dengan dosis dan cara  pemakaian yang benar  agar obat bisa memberikan efek penyembuhan terhadap sesuatu penyakit atau keluhan yaang dirasakan seseorang, maka ada beberapa yang harus diperhatikan dalam pemberian obat.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1                       Pemberian obat secara Rektal

Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus  diperhatikan.

Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus.

 Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.


2.1.1                       Persiapan alat
Adapun yang menjadi alat-alat teknik pemberian secara rektal adalah sebagai berikut :
a. Kartu obat
b. Supositoria rectal
c. Jeli pelumas
d. Sarung tangan
e. Tissue

                                    Contoh gambar pemberian obat rektal :
             

2.1.2                       Prosedur kerja

a. Cek kembali order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b. Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area perineal saja.
c. Pakai sarung tangan
d. Buka supositoria dari kemasannya dan beri pelumas pada ujung bulatnya dengan jelly. Beri pelumas sarung tangan pada jari telunjuk dari tangan dominan anda.
e. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut dan untuk merelakkan sfingter ani
f. Regangkan bokong klien dengan tangan non dominan, dengan jari telunjuk masukkan supositoria ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan anak – anak
g. Tarik jari anda dan bersihkan area kanal klien
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama 5 menit
i. Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses, letakkan tombol pemanggil dalam jangkauan klien sehingga ia dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau ke kamar mandi
j. Lepaskan sarung tangan, buang ditempat semestinya
k. Cuci tangan
l. Kaji respon klien
m. Dokumentasikan semua tindakan

            Cara pemberian obat pada anus (rektal)  :

            2.1.3  Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara Rektal
1.      Pemberian obat melalui rectal adalah maksudnya pemberian obat melalui dubur (rektal).
2.      Bentuknya suppositoria dan clysma (obat pompa).
3.      Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung.
4.      Diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat.
5.      Efek sistemiknya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan dengan peroral, berhubung pembuluh-pembuluh darah pertama. Misalnya adalah : pada pengobatan asma (amecain suppositoria) , pada bayi (stesolid rectal, dalam pengobatan kejang akut)
6.      Tetapi bentuk suppositoria dan clysma sering digunakan untuk efek lokal misalnya untuk wasir dan laxativ.
Pemberian obat melalui rektal dapat dioleskan pada permukaan rektal berupa salep dan hanya mempunyai efek lokal.

2.2                            Pemberian obat secara Topikal
Pemberian obat secara topikal atau lokal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal misalnya, tetes mata, salep, tetes telinga, dan lain-lain.

2.2.1 Pemberian obat pada Kulit
Pemberian Obat pada Kulit Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei.
Cara Pemberian obat pada kulit :
a.       Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b.      Cuci tangan
c.       Atur peralatan disamping tempat tidur klien
d.      Tutup gorden atau pintu ruangan
e.       Identifikasi klien secara tepat
f.        Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
g.      Inspeksi kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
h.      Keringkan atau biarkan area kering oleh udara
i.        Bila kulit terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
j.        Gunakan sarung tangan bila ada indikasi
k.      Oleskan agen topical :
1.      Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
(a)   Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok lembut diantara kedua tangan
(b)   Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
(c)    Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
2.      Lotion mengandung suspensi
(a)  Kocok wadah dengan kuat
(b)  Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau bantalan kecil
(c)   Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
3.     Bubuk
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(b)   Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
(c)    Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
4.      Spray aerosol
(a)  Kocok wadah dengan keras
(b)  Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
(c)   Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah spray.
(d)  Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang sakit

l.        Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat yang sesuai.
m.    Cuci tangan

Contoh pemberian  obat pada kulit :

 

            2.2.2 Pemberian Obat pada Telinga
 Pemberian Obat pada Telinga Cara memberikan obat pada telinga dengan tetes telinga atau salep. Obat tetes telinga ini pada umumnya diberikan pada gangguan infeksi telinga khususnya pada telinga tengah (otitis media), dapat berupa obat antibiotik.
                              Cara Pemberian Obat pada kulit :
a.       Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b.      Siapkan klien
(1)  Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2)  Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
(3)  Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan telinga yang akan diobati pada bagian atas.
c.       Bersihkan daun telinga dan lubang telinga
(1)  Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
(2)   Dengan menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus auditory
d.      Hangatkan obat dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu yang singkat
e.       Tarik daun telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun), tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
f.       Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
g.      Berikan penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga
 untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
i.        Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
j.        Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
k. Dokumentasikan semua tindakan

Contoh pemberian obat pada Telinga :
             

            2.2.3  Pemberian obat pada Hidung
Pemberian Obat pada Hidung Cara memberikan obat pada hidung dengan tetes hidung yang dapat dilakukan ada seseorang dengan keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring.
Cara pemberiann obat pada Hidung :
a.       Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus diberikan.
b.      Siapkan klien
(1)  Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2)  Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil
(3)Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal)
c.       Bersihkan lubang telinga
d.      Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
e.       Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang etmoidalis
f.       Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
g.      Kaji respon klien
Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
h.      Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
i.        Dokumentasikan semua tindakan

Contoh pemberian obat pada Hidung :
    
            2.2.4 Pemberian obat pada Mata
Pemberian Obat pada Mata Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata obat tetes mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian juga dapat digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
Cara Pemberian obat pda mata :
a.       Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b.      Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
c.       Identifikasi klien secara tepat
d.      Jelaskan prosedur pengobatan dengan tepat
e.       Atur klien dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f.       Pakai sarung tangan
g.      Dengan kapas basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
h.      Minta klien untuk melihat ke langit – langit
i.        Teteskan obat tetes mata :
(1)  Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata kebawah.
(2)  Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
(3)  Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
(4) meneteskan obat tetes, minta klien untuk menutup mata dengan perlahan
(5)  Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal klien selama 30-60 detik
j.        Memasukkan salep mata :
(1)  Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata, pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata bawah pada konjungtiva.
(2)  Minta klien untuk melihat kebawah
(3)  Membuka kelopak mata atas
(4)  Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada konjungtiva bagian dalam
(5)  Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.
k.      Bila terdapat kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke luar kantus
l.        Bila klien mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan penekanan pada mata.
m.    Lepaskan sarung tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
n.      Catat obat, konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua duanya) yang menerima obat.

Contoh pemberian obat pada Mata :

         

KEUNTUNGAN
a.       Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa iritasi
b.      Mempunyai vikositas tinggi
c.       Pasien merasa nyaman
d.      Mempunyai toxiritas rendah
e.       Membantu permaebilitas jaringan
KERUGIAN
a.       Permberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu
b.      Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas ermukaan kulit
c.       Daya obat berpenetrasi pada kulit

Topikal Pada Dewasa, Obat tetes mata dapat menimbulkan rasa pedih selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut maka lakukanlah tindakan sebagi berikut :
1. Cucilah tangan anda. berkonsultasilah kepada dokter anda.
2. Jangan memegang mulut botol atau ujungpenetes.
3. Melihatlah ke arah atas.
4. Tariklah pelupuk mata bawah ke bawah sehinggamembentuk “kantung”
5. Peganglah penetes sedekat mungkin dengan“kantung” tanpa menyentuh mata atau “kantung”tersebut.
6. Teteskan obat sejumlah yang tertulis di etiket.
7. Pejamkan mata selama 2 menit. Jangan memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip terlalusering.
8. Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkandengan tissue
9. Jika anda menggunakan lebih dari satu macamtetes mata, tunggulah paling sedikit 5 menit sebelum meneteskan obat yang lainnya
 Topikal Pada Anak-anak :
1. Baringkanlah anakterlentang dengan kepalategak menghadap ke atas.
2. Suruhlah ia memejamkan mata.
3. Teteskan obat sesuai yangtertulis di etiket pada ujungmata sebelah dalam (dekathidung).

                2.2.5    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat secara topikal
A. Prinsip pemberian obat
Dalam memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat, memahami ,dan memperhatikan prinsip enam benar  agar kita dapat terhindar dari kesalahan dalam memberikan obat.
1.      Benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, alamat, nomor register dan program pengobatan pada pasien.
2.      Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat, harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.
3.      Benar Dosis
Sebelum memberi obat, periksa dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilah dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Karna da beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya asam mefenamat, 1 ada 250 mg, ada juga yang 500 mg, ondansentron 1 ampul dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
4.      Benar Cara/ rute pemberian obat
Pastikan cara pemberian obat yang telat diprogramkan, apakah diberikan peroral, sublingual, parenteral/injeksi, topikal, rektal, atau inhalasi.
5.      Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan, apakah pagi, siang, malam, sesudah makan, saat makan, sebelum tidur, dll. Karena berhubungan dengan kerja obat yang menimbulkan efek terapi dari obat.
6.       Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
Region kulit yang akan diberikan obat: Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulit rambut cenderung lebih mudah menerima obat dibandingkan pada daerah telapak tangan, dengan demikian pemberian obat pada daerah yang lebih permeabel tidak perlu terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang permeabel.
Gradien konsentrasi: Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan obat akan semakin cepat
Penjadwalan: Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut dapat berlangsung selama 1 hari dengan absorpsi yang terus menerus secara perlahan
Vehikulum dan oklusi: Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat mempengaruhi absorpsi pada kulit, sedangkan oklusi seperti plester yang mempererat dan menjaga kontak antara kulit dengan obat topikal dapat meningkatkan efikasi dari obat tersebut.





BAB III
PENUTUP
3.1         Kesimpulan
Pemberian obat rektal adalah obat yang cara pemberiannya melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik. Biasanya adalah obat pencahar atau obat agar bia buang air besar. Biasanya dalam lingkup rumah sakit pada pasien yang akan operasi besar ataupun sudah lama tidak bisa buang air besar. Dan pemberian obat yang benar juga harus  diperhatikan.
Pemberian obat secara topikal atau lokal adalah obat yang cara pemberiannya bersifat lokal misalnya, tetes mata, salep, tetes telinga, dan lain-lain.

3.2       Saran
Pemberian obat yang tepat dan sesuai dengan dosis adalah salah satu tanggung jawab penting bagi  seorang perawat. Terutama bila dilakukan perawatan dan proses penyembuhan yang dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti hal nya rumah sakit dan puskesmas. Meskipun obat bermanfaat bila digunakan sesuai dengan dosis serat aturan paki , namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan.


                       











DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.










Tidak ada komentar: