Label

Kamis, 25 Desember 2014

CHEPAL HEMATOMA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
.  
Cephal hematoma biasanya disebabkan oleh cedera pada periosteum tengkorak selama persalianan dan kelahiran, meskipun dapat juga timbul tanpa trauma lahir. Cephal hematola terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Insidennya adalah 2,5 %. Perdarahan dapat terjadi di satu atau kedua tulang parietal. Tepi periosteum membedakan cephal hematoma dari caput sucsedeneum. Terdapat juga faktor predisposisi yaitu seperti tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan, moulage terlalu keras dan  partus dengan tindakan seperti forcep maupun vacum ekstraksi. Caput terdiri atas pembengkaakan lokal kulit kepala akibat edema yang terletak di atas periosteum. Selain itu,sefalhematum mungkin timbul beberapa jam setelah lahir, sering tumbuh semakin besar dan lenyap hanya setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.
Cephal hematoma adalah pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan pendarahan subperiosteum (Sari wahyuni, 2011).










1.2 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Cephalhematoma ?
Apa penyebab dari Cephalhematoma ?
Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan Cephalhematoma ?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Cephalhematoma
Untuk mengetahui penyebab dari Cephalhematoma
Untuk mengetahui bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada bayi barulahir dengan Cephalhematoma.
Untuk menambah wawasan bagi mahasiswa dan pembaca tentang Cephalhematoma
1.4 Mamfaat
Manfaat  yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk memberikan gambaran tentang Cephalhematoma yang terjadi pada bayi dan balita
Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang Cephalhematoma









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
 Pengumpulan darah di atas tulang tengkorak, yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya, sering ditemukan pada tulang temporal dan parietal.
Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum. Perdarahan superfisial akibat kerusakan jaringan periosteum karena tekanan jalan lahir dan tidak melampaui batas garis tengah. Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukkan darah yang disebabkan perdarahan sub periosteum.
Kelainan ini disebabkan oleh perdarahan subperiostal tulang tengkorak dan terbatas tegas pada tulang yang bersangkutan, tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya. Tulang tengkorak yang sering terkena ialah tulang temporal atau parietal. Ditemukan pada 0,5-2% dari kelahiran hidup. Kelainan dapat terjadi pada persalinan biasa, tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan alat, seperti ekstra cunam atau ekstraktor vakum. (Sarwono , 2006).

2.2 Gejala
Gejala lanjut yang mungkin terjadi bayi dapat mengalami anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang cephalematoma disertai pula dengan fraktur tulang tengkorak dibawahnya atau perdarahan intracranial. (Sarwono, 2006).
Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephalematoma tidak memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada kelainan yang agak luas, penyembuhan terkadang disertai klasifikasi. (Sarwono, 2006).
2.3 Faktor Predisposisi
Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan, Moulage terlalu keras, Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi. Komplikasi : Ikterus, Anemia, Infeksi, Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun.
Cefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak tampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cefalhematoma dapat disembuhkan dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan cefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya resiko infeksi. Kejadian cefalhematoma dapata disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

2.4 .  Etiologi Cephal Hematoma
Hematoma dapat terjadi karena :
a)   Persalinan lama
Persalinan yang lama dan sukar, dapat menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, yang menyebabkan robeknya pembuluh darah.
b)   Tarikan vakum atau cunamPersalinan yang dibantu dengan vacum atau cunam yang kuat dapat menyebabakan penumpukan darah akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan periosteum.
c)   Kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirkan kepala bayi.



2.5     Tanda dan gejala cephal hematoma
Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala Cephal hematoma:
a)      Adanya fluktuasi
b)      Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah 2 jam setelah bayi lahir
c)      Adanya chepal hematoma timbul di daerah tulang parietalBerupa benjolan timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. Sebagian benjolan keras sampai umur 1-2 tahun. Tempatnya tetap.
d)     Kepala tampak bengkak dan berwarna merah, karena perdaraahan subperiosteum
e)      Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak ( tidak melewati sutura).
f)       Pada perabaan terasa mula – mula keras kemudian menjadi lunak, tetapi tidak leyok pada tekanan dan berfluktuasi.
g)      Benjolan tampak jelas lebih kurang 6 – 8 jam setelah lahir
h)      Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga, pembengkakan terbatas
i)        Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu.
2.6.      PATOFISIOLOGI CEPHAL HEMATOMA
a)    Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan.
b)   Bagian kepala yang hematoma bisanya berwarna merah akibat adanya penumpukan daerah yang perdarahan sub periosteum.



2.7  Penatalaksanaan
Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan khusus antara lain :

Cegah infeksi bila ada permukan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering dan bersih.
Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal hematoma
Pemberian vitamin K
Pemeriksaan radiologi, bila ada indikasi gangguan nafas, benjolan terlalu besar  observasi ketat untuk mendeteksi perkembangan
Pantau hematokrit
Rujuk, bila ada fraktur tulang tengkorak, cephal hematoma yang terlalu besar
Bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan sembuh / mengalami resolusi dalam 2 - 8 minggu
Bayi dengan Cephal hematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya karena pergerakan dapat mengganggu pembuluh darah yang mulai pulih.







BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Cephal hematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cephal hematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cephal hematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan cephal hematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototdrapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya resiko infeksi. Kejadian cephal hematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial. Maka dari itu sebagai seorang bidan kita harus terampil memberikan asuhan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun memilik kelainan untuk menghindari terjadinya cephal hematoma tersebut.

3.2. SARAN

Pada pennderita cephal hematoma, bidan bisa menjelaskan kepada ibu dan keluarga bayi bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa komplikasi. Salah satu penyebab cephal hematom adalah trauma lahir, karena itu untuk mencegah terjadinya cephal hematoma bisa dilakukan dengan memimpin persalinan yang aman dan tepat.



Tidak ada komentar: