Label

Kamis, 25 Desember 2014

TEORI YANG MENDUKUNG ASUHAN KEBIDANAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat menguraikan dengan jelas fenomena yang penting dalam suatu disiplin.
Konsep adalah penopang teori,yang menjelaskan tentang suatu teori yang dapat di uji melalui observasi atau penelitian.
Model adalah contoh atau peraga untuk menggabarkan sesuatu.Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam member asuhan kebidanan.

Model konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan.Model adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberi asuhan kebidanan dan tidak terlepas dari teori yang memengaruhinya.
           
            Elemen model kebidanan:
1.      Orang(wanita, ibu, pasangan dan orang lain )
2.       Kesehatan
3.       Lingkungan
4.      Kebidanan


1.2     Rumusan Masalah

1.       Sebutkan teori yang mendukung asuhan kebidanan?
2.       Apa itu model koseptual kebidanan?
3.        Apa itu komponen model kebidanan?



1.3       Tujuan
1.      Mengetahui teori-teori yang mendukung asuhan kebidanan
2.      Menambah wawasan tentang model konsep asuhan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Teori-teori yang mendukung Asuhan Kebidanan

1.      Menurut Reva Rubin
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehaatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan dilakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 respoden.
 Menurut Rubin,untuk mencapai peran ibu,seorang wanita membutuhkanproses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan.Dalam proses ini,wanita diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana seseorang mampu mengambil peran sebagai seorang ibu.Proses inimungkin dapat menimbulkan efek negative,misalnya dalam intervensi dan tindakan.
Rubin menyimpulkan usaha-usaha yang dilakukan wanita selama hamil bertujuan untuk :
a.       Memastikan keselamatan, kesejahteraan diri dan bayinya.
b.      Memastikan penerimaan masyarakat.
c.       Penentuan gambaran dan identitas diri.
d.      Mengerti tentang arti memberi dan menerima.

Tahapan Psikososial ( Psikososial Stage ) pada masa hamil :
a.       Anticipatory stage. Ibu melakukan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b.      Honeymoon stage. Memahami sepenuhnya peran dasarnya sehingga ibu memerlukan bantuan anggota lain.
c.       Plateu stage. Ibu akan mencoba apakah ia mampu menjadai ibu dan membutuhkan waktu beberapa minggu dan kemudian ibu akan melanjutkannya sendiri.
d.      Disengagement. Tahap penyesuaian dimana latihan pernah dihentikan dan peran sebagai orang tua belum jelas. ( Reni Heryani. 2011: 81)



Identitas ibu dicapai dengan suatu proes dari aktifitas :
a.       Taking On : Mimicry/ meniru dan bermain peran/rule play. Mimicry adalah meniru perbuatan atau sikap orang lain yang menjadi rule model baginya (misal wanita lain yang sedang hamil) dan belajar dari berbagai sumber tentang hal-hal yang akan dihadapinya nanti, (misal: apa yang akan terjadi dan bagaimana rasanya melahirkan, apa yang dilakukan oleh orang lain selama melahirkan, atau bagaimana bayi itu pada masa-masa awal setelah lahir) yang disukai akan di adopsi dan yanng tidak disukai akan dihindari.
b.      Taking In : fantasi dan introyeksi/proyeksi/prejeksi, dalam fantasi, seorang wanita membayangkan dirinya nanti. Misalnya : akan seperti apa nanti saat melahirkan, baju apa yag akan dipakaikan ke bayinya, hubungannya suami dan anggota keluarga lain setelah persalinan. Fantasi ini memungkinkan si wanita mengembangkan pemahaman tentang bagaimnana ia akan berprilaku.
c.       Letting go : Griefwork, mereview, mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan peran diri sebelumnya dan melepaskan peran yang tidak lagi sesuai atau tidak memungkinkan lagi dilakukan. Pengalaman, hubungan interpersonal dan situasi yang berkaitan dengan diri yang lalu dapat aktual atau hanya harapan, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini membantu melepaskan secara perlahan-lahan kelekatannya dengan “mantan” dirinya.


2.      Menurut Ramona T.Mercer
Dalam teorinya,mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaiannya sebagai peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang wanita pada awal postartum menunjukkan bahwa wanita akan lebih mendekatkan diri kepada bayi dibandingkan dengan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu pada umumnya.

Mercer menemukan 6 faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan yaitu :
a.       Hubungan interpersonal
b.      Peran keluarga
c.       Stres antepartum
d.      Dukungan sosial
e.       Rasa percaya diri
f.       Penguasaan rasa takut, keraguan dan depresi.

Ada 2 pokok pembahasan dalam teori Ramona Mercer :
1.      Efek Stres Ante Partum
Adalah  komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam hidup yang bertujuan memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan sosial dan kurangnya kepercayaan diri yang merupakan komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman-pengalaman negatif dalam kehidupan.
2.      Pencapaian peran ibu
Peran ibu dicapai dalam kurun waktu tertentu dimana ibu menjadi dekat dengan bayinya, yang membutuhkan pendekatan yang kompeten termasuk peran dalam mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran. Peran aktif wanita sebagai ibu dan pasangannya berinteraksi satu dengan yang lain.

4 langkah dalam pelaksanaan peran ibu :
a.       Anticipatory : suatu masa sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita memulai penyesuaian sosial dan psikologis terhadap peran barunya dengan mempelajari apa saja yang dibutuhkan seorang ibu.
b.      Formal : tahap ini dimulai dengan peran ibu sesungguhnya bimbingan peran secaara formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan sistem sosial.
c.       Informal : taha ini dimulai saat wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan peran ibu yang tidak disampaikan oleh sosial sistem.
d.      Personal : merupakan tahap akhir pencapaian peran, dimana wanita telah mahir melaksanakan perannya sebagai seorang ibu. Ia telah mampu menentukan caranya sendiri dalam melaksanakan peran barunya.


Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung dalam hal dukungan sosial, yaitu :
a.       Emosional yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, rasa percaya dan pengertian.
b.      Informational yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah dan / situasi.
c.       Physical yaitu pertolongan yang langsung seperti membantu mearwat bayi atau dapat juga berbentuk memberikan dukungan dana.
d.      Appraisal yaitu informasi yang menjelaskan tentang peran dirinya, bagaimana ia menampilkannya dalam peran. Sehingga hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiriyang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.

3.      Menurut Ella Joy Lehrman
Dalam teorinya, Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihatt semua aspek pemberian asuhan pada wanita hamil dan member pertolongan persalinan.
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting pelayanan antenatal,yaitu:
a.       Asuhan yang berkesinambungan
b.      Keluarga sebagai pusat asuhan
c.       Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
d.      Tidak ada interfensi dalam asuhan
e.       Fleksibitas dalam asuhan
f.       Keterlibatan dalam asuhan
g.      Advokasi dari klien
h.      Waktu


4.      Menurut jean ball
Menurut Jean Ball, respon terahadap perubahan setelah melahirkan akan mempengaruhi personality seseorang dan dengaan dukungan mereka akan mendapatkan sistem keluarga dan sosial.
Ball mengemukakan teori kursi goyang yang di bentuk dari tiga elemen , yaitu :
a.       Pelayanan maternitas
b.      Pandangan masyarakat terhadap keluarga
c.       Sisi penyangga terhadap kepribadian wanita.
Tujuannya adalah agar ibu dapat melaksanakan tugasnya sebagai ibu,baik secara fisik dan psikologis. Psikhis dalam hal ini tidak hanya pengaruh emosional tapi juga proses emosional agar tujuan akhir memenuhi kebutuhan untuk untuk menjadi orang tua terpenuhi.
Dari kesejahteraan wanita setelah melahirkan sangat tergantung pada personality atau kepribadian wanita itu sendiri, sospor sistem dukungan pribadi dan support yang diberikan oleh pelayanan maternitas. Ball mengemukakan teori kursi goyang/deckchair dimana :
a.       Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan masyarakat tentang keluarga
b.      Topangan kanan kiri adalah kepribadian wanita, pengalaman hidup.
c.       Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan kiri) adalah keluarga dan support sistem.
d.      Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan materna, yang tergantung pada efektifitas elemen-elemen sebagai berikut.
a)      Jika deck chair tidak ditegakkan dengan benar, maka ia akan kolaps/jatuh saat diduduki.
b)      Jika kursi tidak diletakkan pada lantai yang kuat maka kursi akan jatuh.
c)      Jika bagian-bagiannya tidak cocok satu sama lain mungkin daapat saja menyangga, namun yang menduduki merasa tidak nyaman dan mengalami ketegangan.

5.      Menurut Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach adalah seorang nurse-midwife  yang juga teoris di bidang keperawatan. Konsep yang luas menurut wiedenbach (1967) yang nyata ditemukan dalam keperawatan yaitu :

1.      The agent
Perawat, bidan atau orang lain. Filosofi wiedenbach tentang asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat dilihat dalam uraiannya yang jelas pada perawatan maternitas ketika kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu dan ayah dalam pesiapan menjadi orang tua.
2.      The recipient
Wanita, keluarga dan masyarakat. Wanita, masyarakat yang oleh sebab tertentu tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa reciepient adalah individu yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan.
3.      The goal/purpose
Goal dari interfensi. Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menentukan suatu tujuan (goal). Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goaal yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional psiologis yang berbeda dari kebutuhan normal.
4.      The Means
Metode untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan wiedenbach menentukan beberapa tahap, yaitu,
a.       Identifikasi kebutuhan client.
b.      Administration atau memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan.
c.       Validation. Bantuan yang diberikan sungguh merupakan bantuan yang dibutuhkan.
d.      CO-Ordination dengan ketenagaan yang direncanakan untuk memberikan bantuan.
Untuk mengidentifikasi kebutuhan ini diperlukan pengetahuan judgement, dan keterampilan.

5.      The framework
Organisasi sosial, lingkungan profesional.



2.2    Model konseptual asuhan kebidanan
Model konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan.Model adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberi asuhan kebidanan dan tidak terlepas dari teori yang memengaruhinya.
Ada beberapa pengertian tentang konseptual asuhan kebidanan yaitu:
1)      Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.
2)      Pada dasarnya sama dengan pengertian  konsep kerja,system,dan skema,yaitu menunjukkan ide global tentang individu,kelompok,situasi,dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu.Model konseptor kebidanan biasnya berkembang Dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali di simpulkan dalam kerangka acuan disiplin ilmu  yang bersangkutan (Fawcett, 1992) sehingga model konseptual memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu.
3)      Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna membimbing tindakan dakam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus di jawab dalam penelitian.konsep model di tunjukandalam banyak cara,yaitu mental model,fisik mental,dan simbolik (lancaster)
a.  Kegunaan model
Menggambarkan beberapa aspek dengan persamaannya seperti struktur, gambar,diagram,rumus. Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang memberikan bantuan ilmu ilmu sosial dalam mengkonsep dan menyamakan aspek aspek dalam proses sosial.
Ada 2 jenis  model yang dikenal dalam praktik kebidanan yaitu :
a.       Model medical (Medical model)
Model medikal adalah sebuah model yang disusun untuk menbantu masyarakat dalam memahami konsep sehat dan sakit. Ada 3 elemen yang merupakan simpulan dari model medical yaitu :
a)      Pengendalian cara hidup yang alami.
b)      Mekanisme kehidupa manusia.
c)      Pemahaman bahwa penyakit merupakan hal yang tidk terpisahkan dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial seseorang.
Model medical biasana digunakan dalam penyembuhan atau terapi secara specifik kepada seseorang baik masalah fisik maupun psikologis.


b.      Kesehatan untuk semua (Health For All/HFA)
Model kesehatan untuk semua (KESUMA) dikemukakan oleh WHO sejak tahun 1978 dan kemudian tahun 1981 secara perlahan juga diperuntukkan dalam pelayanan kebidanan yang berfokus pada perawatan wanita, keluarga, dan masyarakat. Model KESUMA didalamnya terkandung 5 konsep PHC adalah sebagai berikut :
a)      Pemerataan upaya kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.
b)      Pelayanan kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
c)      Pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna.
d)     Optimalisasi peran serta masyarakat.
e)      Kolaborasi lintas sektoral.
Konsep dasar diatas diaplikasikan kedalam 8 elemen PHC, sebagai berikut :
a)      Pendidikan kesehatan tentang maslah-masalah kesehatan termasuk metode pencegahan dan penanganannya.
b)      Ketersediaan makanan bergizi.
c)      Ketersediaan air dan lingkungan yang bersih.
d)     Kesehatan ibu dan anak termasuk didalamnya keluarga berencana (KB)
e)      Program imunisasi
f)       Pencegahan dan penanganan penyakit endemik.
g)      Penanganan penyakit dan kecacatan
h)      Penggunaan obat-obat esensial.

Komponen model kebidanan:
1.      Membantu kesejahteraan ibu
2.      Mempersiapkan ibu dengan pendidikan dan konseling
3.      Intervensi teknologi seminimal mungkin
4.      Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric
5.      Melakukan rujukan






































BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Model konseptual kebidanan adalah tolak ukur bagi bidan dalam memberi asuhan kebidanan.Model adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberi asuhan kebidanan dan tidak terlepas dari teori yang memengaruhinya.

 Komponen model kebidanan:
a.       Membantu kesejahteraan ibu
b.      Mempersiapkan ibu dengan pendidikan dan konseling
c.       Intervensi teknologi seminimal mungkin
d.      Mengidentifikasi dan memberi bantuan obstetric
e.       Melakukan rujukan

Teori-teori yang mendukung asuhan kebidanan :
a.       Teori reva rubin
b.      Teori ramona Mercer
c.       Teori Ela Joy Lerhman
d.      Teori Jean Ball
e.       Teori Ernestine wiedenbach

3.2     Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi apa itu bakteri. Saran dari penyusun agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik.







DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Asri dan Mufdilah. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:MINTRA CENDIKIA
Salmiati, dkk. 2011. Konsep Kebidanan Management dan standar pelayanan. Jakarta:Kedokteran EGC
Estiwidani, Dwiana, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:FITRAMAYA
http://nisfanbima.blogspot.com/2012/01/teori-dan-model-konseptual-asuhan.html
http://izzatijannah.wordpress.com/2011/09/21/teori-model-konseptual-asuhan-kebidanan/

Tidak ada komentar: