Label

Kamis, 25 Desember 2014

FRAKTUR KLAVIKULA

FLAKTUR KLAVIKULA

OLEH;
Kelompok 8
Selina Novela
Miftahurrahmy
Juwitasari
RanggiPurnama Sari
AnisaPutri
Mira Alfani
Nurisma




AKADEMIK KEBIDANAN MUHAMMADIYAH
BANDA ACEH
2014
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................... i    
DAFTAR ISI.................................................................................................     ii
              
BAB I PENDAHULUAN............................................................................     1
1.1  Latar Belakang.................................................................................     1     
1.2  Rumusan Masalah............................................................................     1
1.3  Tujuan..............................................................................................     1
1.4  Manfaat............................................................................................     1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................     2     
2.1  FlakturKlavikula................................................................................     2
2.2  Etiologi..............................................................................................     3
2.3  TandadanGejala.................................................................................     3
2.4  Patofisiologi.......................................................................................     3
2.5  Klasifikasi..........................................................................................     4
2.6  Komplikasi.........................................................................................     5
2.7  PemeriksaanDiagnostik......................................................................     6
2.8  Penatalaksanaan.................................................................................     7

BAB III PENUTUP......................................................................................     8
3.1  Kesimpulan.........................................................................................     8
3.2  Saran...................................................................................................     8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................     9



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Fraktur adalah kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa dan biasanya disertai cidera jaringan.Klavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan bahu dan atas dada.
Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau klavikula adalah tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh, serta memberikan perlindungan penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf. Tulang klavikula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban berlebih akan menyebabkan beban tulang klavikula berlebih, hal ini biasanya menyebabkan terputusnta kontinuitas tulang tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apaitufrakturklavikula?
2.      Apaetiologidariflakturklavikula?
3.      Apatandadangejaladarifrakturklavikula?
4.      Bagaimanacarapenatalaksanaanflakturklavikula ?

1.3    Tujuan
1.    Untukmengetahuiapaituflakturklavikula.
2.    Mengetahuiapaetiologidariflakturklavikula.
3.    Agar mengetahuitandadangejalaapasajadariflakturklavikula.
4.    Mengetahuibagaimanacarapenatalaksanaanflakturklavikula.

1.4    Manfaat
Membantu memberikan informasitentang asuhankebidanan dengan kasus fraktur klavikula. Lebih mengetahui dan menambah wawasan khususnya mengenai flakturklavikula, Mengetahui cara-cara penatalaksanaanflakturklavikula.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  FlakturKlavikula
Flakturtulangklavikulamerupakan trauma lahirpadatulang yang terseringditemukandaripadadengan trauma tulanglainnya.Trauma ini di temukanpadakelahiranletakkepala yang mengalamikesukaranpadawaktumelahirkanbahuatausering pula di temukanpadawaktumelahirkanbahuatauseringjugaterjadipadalahirletaksungsangdengantanganmenjungkitkeatas.
Flakturinimungkinterjadiapabilaterdapatkesulitanmengeluarkanbahupadapersalinan.Hal inidapattimbulpadakelahiranpresentasikepaladengananakbesarataupundengankelahiransungsangdenganlenganmembumbungkeatas.(DwiMaryanti, dkk 2011:121)
Gejala yang tampakpadakeadaaniniialahkelemahanlenganpadasisi yang terkenadisertaimenghilangnyareflekmoropadasisitersebut. Diagnosis pastidibuatdenganpalpasidanjikaperlu, denganfotorontgen.Penyembuhansempurnaterjadisetelah 7-10 haridenganimobilisasidalamposisiabduksi 600 danfleksi 900 darisiku yang terkena. (Sarwono :2006)
Ada beberapasubtipefrakturclaviculabagian distal, menurutNeerada 3 yaitu :
1.      Merupakanfrakturdengankerusakan minimal, dimana ligament tidakmengalamikerusakan.
2.      Merupakanfrakturpadadaerah medial ligament coracoclavicular.
3.      Merupakanfrakturpadadaerah distal ligament coracoclaviculardanmelibatkanpermukaantulangbagian distal claviculapada AC joint.

2.2  Etiologi Faktur Klavikula
Beberapa penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
  1. Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama proses melahirkan.
  2. Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari ketinggian dan yang lainnya.
  3. Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar yang menggunakan tas yang terlalu berat.
  4. Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan clan lain-lain.

2.3  TandadanGejala
Tandadangejala yang tampakpadabayi yang mengalamiflakturklavikulaantara lain:
·      Bayitidakdapatmenggerakkanlengansecarabebas
·      Tidakadanyareflekmoro
·      Gerakantangankanan-kiritidaksama.
·      Bayimenangispadaperabaantulangklavikula.
·      Gerakanpasiftangan yang sakitdisertairiwayatpersalinan yang sukar. (DwiMaryanti, dkk 2011:122)

2.4  Patofisiologi
Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan thorax. Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax. Pada bagian proksimal tulang klavikula bergabung dengan sternum disebut sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC).
Patah tulang clavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.

2.5 Klasifikasi Patah Tulang Secara Umum :
·      Fraktur lengkap
Patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain.
·      Fraktur tidak lengkap 
Patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang utuh).
·      Fraktur tertutup
Fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.
·      Fraktur terbuka
Fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka potensial terjadi infeksi.
2.6    Komplikasi
Berikut merupakan beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita Fraktur :
1.      Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
2.      Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3.      Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
4.      Compartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada suatu tempat.
5.      Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur
6.      Fat embolism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada fraktur meningkat pada laki-laki usia 20-40 tahun, usia 70 sam pai 80 fraktur tahun.
7.      Tromboembolic complicastion, trombo vena dalam sering terjadi pada individu yang imobiil dalam waktu yang lama karena trauma atau ketidak mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil.
8.      Infeksi, Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
9.      Avascular necrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau necrosis iskemia.
10.  Refleks symphathethic dysthropy, hal ini disebabkan oleh hiperaktif sistem saraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti. Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.

2.7    Pemeriksaan Diagnostik
1.    Pemeriksaan roentgen : Menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma
2.    Skan tulang, tomogram, skan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi jaringan lunak
3.    Arteriogram : Dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai.
4.    Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi). Peningkatan jumlah SOP adalah respon stress setelah trauma.
5.    Kreatinin : Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk kirens ginjal.
6.    Profil koagulasi : Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse multiple atau cedera hati.
2.8    Penatalaksanaan
Adapunpenatalaksanaanterhadapbayi yang mengalamifrakturklavikula, yaitu:
1.      Bayijanganbanyakdigerakkan
2.      Immobilisasilengandanbahupadasisi yang sakitdanabduksilengandalamstanhoeramenopangbahubelakangdenganmemasangranselverband
3.      Rawatbayidenganhati-hati
4.      Nutrisi yang adekuat (pemberianasi yang adekuatdengancaramengajarkanpadaibu agar pemberianasidenganposisitidur, dengansendokatau pipet)
5.      Rujukbayikerumahsakit
6.      Umumnya 7-10 harisakitberkurang, pembentukankalusbertambahbeberapabulan (6-8 minggu) terbentuktulang normal.
Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi. Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini. Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau. Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna.




BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Frakturadalahretaknyatulang, biasanyadisertaidengancedera di jaringansekitarnya.Kebanyakanfrakturdisebabkanoleh trauma dimanaterdapattekanan yang berlebihanpadatulang, baikberupa trauma langsungdan trauma tidaklangsung.
Claviculamerupakantulang yang berbentukhuruf S, bagian medial melengkunglebihbesardanmenujuke anterior.Lengkunganbagian lateral lebihkecildanmenghadapke posterior.
Gejala yang tampakpadafrakturklavikulaadalahkelemahanlenganpadasisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturantulangmungkindapatdiraba, perubahanwarnakulitpadabagianatas yang terkenafraktursertamenghilangnyarefleks Moro padasisitersebut.


3.2    Saran
Untukbidansebaiknyalebihtelitimendiagnosissecaradiniterhadapletakdanpresentasijanin agar dapatmengurangiterjadinyafraktur. Bidansebaiknyamemilikipengetahuan yang luastentangfraktur agar dapatmemberipenanganansegerapadafraktur.
Untukmasyarakatluassebaiknyalebihmemperhatikanpenyebab-penyebabterjadinyafraktur,agardapatmengurangiterjadinyafraktur.



















DAFTAR PUSTAKA
MaryantiDwi, S.SIT. dkk. 2011. BukuAjaran Neonates, Bayi Dan Balita. Jakarta: CV. Trans Info Media
Rukiyah Ai Yeyeh, S.Si.T. YuliantiLia, Amkeb,m.k.m. 2010. Asuhan Neonates Bayi Dan AnakBalita. Jakarta: CV. Trans Info Media
Rukiyah Ai Yeyeh, S.Si.T. YuliantiLia, Amkeb,m.k.m. 2013. Asuhan Neonates Bayi Dan AnakBalita. Jakarta: CV. Trans Info Media
Syafrudin. 2010. Organisasimanajemenpelayanankesehatan. Jakarta: Trans Info Medika.
Syafrudin. 2009. KebidananKomunitas. EGC : Jakarta










Tidak ada komentar: