Label

Kamis, 25 Desember 2014

FILOSOFI ASUHAN KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1          Latar Belakang
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi merupakan focus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut survey Demografi Kesehatan Indonesia pada tahun 1997 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 334 per 100 000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatal adalah 25 per 1000 kelahiran hidup (Standar Pelayanan Kebidanan, DepKes RI,  2001 dan Saifuddin, 2002). Selanjutnya angka kematian tersebut mengalami penurunan yang lambat menjadi sebanyak  307 / 100.000 KH untuk AKI dan AKB sebanyak 35 / 1000 KH ( SDKI 2002 / 2003 ).
Penyebab secara langsung tingginya AKI adalah perdarahan post partum, infeksi, dan preeklamsi/eklamsia. Dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia, sejumlah 27 % akan mengalami komplikasi atau masalah yang bisa berakibat fatal (Survey Demografi dan kesehatan, 1997). Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang berkualitas.

1.2         Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan philosofi asuhan kehamilan
b.      Mahasiswa mampu menjelaskan lingkup asuhan kehamilan
c.       Mahasiswa mampu menjelaskan mampu menjelaskan asuhan kehamilan
d.      Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan asuhan kehamilan
e.       Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaskan refocusing asuhan kehamilan
f.       Mahasiswa mampu menjelaspekan standar asuhan kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Filosofi Asuhan Kehamilan
Defenisi dari Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari  (40 minggu/9 bulan 7 hari). Dihitung dari pertama haid terakhir (Saifuddin 2002).
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu ) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). (Prawiroharjo. 1999).
   Pembagian kehamilan di bagi dalam 3 trimester. Trimester pertama, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan ( 0-12 minggu) trimester kedua dari bulan ke-4 sampai 3 bulan (0-12 Minggu). Trimester ketiga, dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (29-42 Minggu).
Antenal care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan, dan prenatal care (JHPIEGO. 2003:7).
1.      Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal itu perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan kepada pasien pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksankan adalah pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). Kepada pasien dengan materi-materi mengenai pemantauan kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil.
2.      Pemberdayaan wanita dan keluarga dalam melaksakan asuhan salah satu upaya yang dilakukan bidan dalam memberikan asuhan adalah pemantauan kesehatan pada ibu hamil. Dalam melaksanakan pemantauan ini, bidan tidak akan mungkin bekerja sendiri. Namun membutuhkan pihak lain, dalam hal ini adalah pasien sendiri beserta keluarganya. Hal ini bertujuan agar pasien dan keluarga ikut merasa bertanggung jawab terhadap kesehatannya, sehingga jika terjadi suatu gangguan dan membutuhkan suatu tindakan, pasien dan keluarga dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan.
3.      Adanya otonomi client dalam pengambilan keputusan dalam pelaksaan asuhan, bidan sering dihadapkan pada suatu situasi yang membuatnya harus menambil langkah terbaik untuk pasien. Dalam penentuan keputusan ini, pasien dan keluarganya sebaiknya diberikan otonomi atau kemandirian. Hal ini akan mempunyai dampak positif bagi pasien dan keluarganya. Pertama, mereka akan lebih merasa bertanggung jawab terhadap peningkatan kesehatannya. Kedua, mereka akan lebih siap dengan segala konsekuensi yang mungkin mjncul dengan keputusannya, dan ketiga, mereka akan lebih puas dengan hasil yang di capai sehingga memudahkan bidan dalam memantau perkembangan kesehatan pasien karena secara tidak langsung mereka juga berperan aktif dalam mengikuti perkembangan kesehatan kehamilannya hari demi hari serta akan dengan cepat datang ke fasilitas kesehatan jika terjadi sesuatu dengan kehamilannya. Dalam proses pengambilan keputusan mengenai tindakan untuk kesehatan pasien, bidan mempunyai peran dan tanggung jawan untuk memberi informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pasien.
4.      Tidak memberikan asuhan yang dapat menimbulkan penderitaan. Filosofi ini mengacu pada konsep asuhan sayang ibu. Dalam pelaksaan asuhan, posisi pasien bukan sebagai objek bagi bidan melainkan seseorang yang datang dengan kebutuhannya dan menempatkan bidan sebagai orang yang dianggap kompeten dan dapat dipercaya untuk mengatasi permasalahan dan kebutuhannya. Dengan fakta ini sangat tidak bijaksana jika bidan dalam memberika asuhan justru menimbulkan penderitaan bagi pasien. Timbulnya penderitaan dalam konteks ini bukan hanya sesuatu yang berhubungan dengan fisik saja tetapi juga termasuk yang berhubungan dengan psikologis pasien dan keluarganya
5.      Pemberian asuhan yang bertanggung jawab dan berorientasi pada kebutuhan client. Pada saat memberikan asuhan, bidan melakukan pengkajian pada pasien yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien sesuai dengan usia kehamilannya. Seluruh rangkaian tahap asuhan dapat dipertanggungjawabkan baik kepada pihak pasien maupun kepada profesi.
2.2     Lingkup Asuhan Kehamilan
   Asuhan standard 7 T antara lain : Timbang berat badan dan pengukuran Tinggi badan, ukuran tekanan darh, ukur Tinggi Fundus uteri, pembeian imunisasi, tetanus, Toxoid (TT) lengkap, pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual, temu wicara ( konseling dan pemecahan masalah). (Saifudin, 2002:90).
Keterampilan Dasar
a.       Mengumpulkan data riwayat kesehatan
b.      Melakukan pemeriksaan fisik
c.       Menilai keadaan janin
d.      Menghitung usia kehamilan
e.       Mengkaji status nutrisi
f.       Mengkaji kenaikan berat badan
g.      Memberikan penyuluhan
h.      Menatalaksanaan pada anemia ringan hiperemesis gravidarum tingkat 1 abortus imninen, dan preeklamsi ringan
i.        Memberikan imunisasi
2.3     Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
          Prinsip merupakan dasar atau azas yang menjadi dasar berpikir dan bertindak. Lima prinsip dasar dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, antara lain :
1.      Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice).
2.      Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan.Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu.Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.
3.      Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga.Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka memerlukan informasi.Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.
4.      Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5.         Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang matang.Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan.Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan.Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

2.4     Sejarah Asuhan Kehamilan
Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya peningkatan pelayanan antenatal care.Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.     Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara di tentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu hdan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Pada zaman pemerintahan hindia-belanda, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) sangat tinggi dengan tenaga penolong persalinan adalah dukun. Sejak saat itu, pelayanan kebidanan terus berkembang. Pelatihan dan pendidikan bidanpun terus berkembang sejak tahun 1952 hingga kini. Fasilitas pelayanan kesehatan juga semakin dikembangkan dengan menyebarkan bidan di seluruh wilayan tanah air agar pelayanan kebidanan dapat semakin dekat dengan masyarakat.


 2.5    Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan  utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1.      Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi yang normal.
2.      Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
3.      Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan   ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta kemungkinan adanya komplikasi.
4.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu dan bayi.
5.      Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
6.      Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.


2.6     Refocusing Asuhan Kehamilan
Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi,  maupun deteksi & penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin dilaksanakan tersebut  tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal & perinatal.

Fokus lama ANC :
1.      Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya untuk mendapatkan asuhan khusus.
2.      Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3.       Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan  untuk mencegah resiko/komplikasi

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa :
1.      Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire) membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya, dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2.      Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin, 2000 : 22).
3.        Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa yang dapat dilakukannya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko : adalah bahwa setiap bumil beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap bumil  harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas. Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif  dan dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

Isi Refocusing ANC
Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1.      Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2.          Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi  (deteksi dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan, komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3.       Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC, IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan, keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4.         Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat, penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5.        Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
6.         Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7.         Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.

Untuk populasi tertentu:
1.      Profilaksis cacing tambang (penanganan presumtif) untuk menurunkan insidens anemia berat,
2.          Pencegahan / terapi preventif malaria untuk  menurunkan resiko terkena malaria di daerah endemic
3.       Suplementasi yodium
4.          Suplementasi vitamin A


2.7     Standard Asuhan Kehamilan
1.  Kebijakan Program
              Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.
a.       Satu kali pada triwulan pertama
b.      Satu kali pada triwulan kedua
c.       Dua kali pada triwulan ketiga (Saifudin, 2002).
2.  Dalam pelayanan/asuhan kehamilan standar minimal yang harus dilaksanakan termasuk 7 T yaitu :

1. Timbang Berat Badan
Kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat menyebabkan kelainanyang tidak diinginkan ibu hamil tersebut. Kekurangan makanan dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, dan sebagainya. Sedangkan makan secara berlebihan karena adanya salah persepsi bahwa ibu hamil makan untuk dua orang dapat pula mengakibatkan komplikasi antara lain preeklamsi, bayi terlalu besar, dan sebagainya. Kenaikan BB wanita hamil rata-rata 6,5-16 kg (anjuran kenaikan BB disesuaikan dengan Indeks Masa Tubuh).
Bila  BB naik lebih dari semestinya anjurkan untuk mengurangi karbohidrat, lemak, jangan dikurangi apalagi sayur mayor dan buah-buahan. Bila BB tetap saja atau menurun, semua makanan dianjurkan terutama mengandung protein dan besi.
2.  Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah harus diperiksa secara tepat dan benar. Banyak factor yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah.  Posisi ibu saat dilakukan pemeriksaan sebaiknya posisi tidur (setengah duduk/semi fowler), jangan mengukur tekanan darah langsung saat ibu datang tapi persilahkan ibu untuk istirahat  sebentar sebelum dilakukan pemeriksaan, karena aktivitas ibu akan menimbulkan kenaikan tekanan darah sehingga hasilnya menjadi tidak akurat.

3.  Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
TFU dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. Mengukur TFU bisa menggunakan jari pada kehamilan <22 22="" dan="" kehamilan="" menggunakan="" minggu.="" minggu="" pada="" sentimeter="" span="">



4.  Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap
Imunisasi TT yang diberikan pada ibu hamil sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum.

5.  Pemberian Tablet Besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
Dimulai dengan memberikan 1 tablet besi sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60mg) dan asam folat 500 mikogram. Minimal masing-masing 90 tablet besi. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama the atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C bersamaan dengan mengkonsumsi tablet besi karena vitamin C dapat membantu penyerapan tablet besi sehingga tablet besi yang dikonsumsi dapat terserap sempurna oleh tubuh.

6.  Test terhadap Penyakit Menular Seksual
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi terhadap PMS. PMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Pada asuhan kehamilan dilakukan anamnea kehamilan risiko terhadap PMS meliputi penapisan, konseling, dan terapi PMS.

7.  Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Dalam temu wicara untuk persiapan rujukan ini melibatkan ibu, suami, keluarga dan masyarakat.





























BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Filosofi adalah pernyataan menganai keyakinan dan nilai atau value yang dimiliki yang berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok. Kehamilan merupakan proses yang alamiah, pelayanan yang terpusat pada wanita serta keluarga untuk berpartisipasidan memperoleh pengetahuan atau pengalaman yang berhubungan dengan kehamilan, kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.

3.2         Saran
1.    Mahasiswa dapat menerapkan konsep dasar asuhan kehamilan.
2.    Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan kehamilan.




















DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ummi. Jiari Kusbandyah Marjati. Rita Yulifah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan Fisiologis. JakartaSalemba Medika

Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. YogyakartaGraha Ilmu

Indrayani. 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media

Tidak ada komentar: