Label

Kamis, 25 Desember 2014

PLACENTA PREVIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
   Latar Belakang
Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum, sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum.
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga.
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.













1.2  Rumusan Masalah
         Apa pengertian plasenta previa ?
         Bagaimana Etiologi plasenta previa ?
         Bagaimana patologi plasenta previa ?
         Bagaimana tanda dan gejala plasenta previa ?
         Bagaimana diagnostic plasenta previa ?
         Bagaimana komplikasi pada plasenta previa ?
         Bagaimana penanganan pada plasenta previa ?
1.3  Tujuan
Agar pembaca mudah mengetahui tentang plasentaprevia.
Tujuan
Untuk mengetahui :
         pengertian plasenta previa
         Etiologi plasenta previa
         patologi plasenta previa
         tanda dan gejala plasenta previa
         diagnostic plasenta previa
          komplikasi pada plasenta previa
         penanganan pada plasenta previa













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Devinisi
Plasenta previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae = didepan ; vias : jalan ). Jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implamentasi tidak normal ialah rendah sekali sehingga sehingga menutupi seluruh atau sebagian astium internum.
Implamentasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri

2.2 Tingkat plasenta previa
Presenta previa dapat dibedakan dalam beberapa tingkat tergantung diman lokasi penempelan plasenta berisersi antara lain: plasenta praevia totalis jika seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta ; plasenta praevia lateralis nyakni hanya sebagaian dari ostinum tertutup oleh plasenta : plasenta praevia marganalis jika hanya pada pinggir ostrum terdapat jaringan plasenta .
Plasenta previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapatmenjadi plasenta praevia lateralis, pada pembukaan 5 cm begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3 cm , dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm. maka penentuan macamnya plasenta previa harus disertai dengan keterangan mengenal besarnya pembukaan misalnya plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm. ( winknjosastro,1999).
Kejadian plasenta previa lebih sering terdapat pada multi gravidea dari pada primigravidea dari umuryang lanjut, sebab dari plasenta previa terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena otrofi endometrium. Bisa juga plasenta previa disebabkan implantasi telur yang rendah. Keadaan misalnya terdapat pada: multipara, terutama kalau jarak antara kehamilan pendek, pada myoman uteri ,curettage yang berulang-ulang.
Gejala-gejala dari plasenta previa perdarahan tampa nyeri, sering terjadi padamalam hari saat pembentukan sekmen bawah rahim, bagian terendah masih tinggi diatas pintu dan atas panggul ( kelainan letak).perdarahan dapatsedikit atau banyak sehingga timbul gejala. Biasa pendarahan sebelum bulan ke 7 memberi gambaran yang tidak berbeda dari arbutus, pendarahan pada lasenta previa disebabkan karena penggerakan antara plasenta dan dinding rahim. Kepala anak sangat tingg karena plasenta terletak pada kutup bawah rahim , kepala tidak dapat mendekati pintu atas panggul,karena hal tersebut diatas, juga ukuran panjang rahim berkurang maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak .( winknjosatro,1999).
Resiko kejadian plasenta previa berhubungan usia adalah: usia 12-19 tahun, 20-29 tahun, 30-39 tahun ,usia diatas 40 tahun. Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika terjadi: pendarahan yang hebat, infeksi spsis, emboli udara. Sementara bahaya untuk anak antara lain : hypoksia, pendarahan dan shock.
2.3 Etiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa . dengan bertambah tuanya kehamilan,sekmen dibawah uterus akan lebih melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apa bila plasenta tumbuh pada sekmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan servik uterus tidak dapat di ikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus , pada saat itulah mulailah terjadi pendarahan. Darahnya berwarna mwrah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitaman-hitman (winkjostro,1999)
Sumber pendarahannya adlah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus , atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen dibawah uterus untuk berkontrasi menghentikan pendarahan itu tidak sebagaimana serabu otot uterus menghentikan pendarahan pada kala III denganplasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini pendarahan terjadi . oleh karena itu, pendarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan dimulai.(sarwono,2005)
2.4 Gambaran klinik
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pendarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau berkerja biasa. Pendarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan tetapih, pendarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari pada sebelumnya, apa lagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun pendarahan sering dikatakan terjadi triwulan ke 3, akan tetapih tidak jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah ueterus telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambahnya tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai mebuka, apabila plasenta tumbuh pad segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh olasenta yang melekat disitu tahap terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus.
Pada saat itu mulailah terjadi pendarahan.darahnya berwara merah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber pendarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahannya tidak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan pendarah itu , tidak sebagaimana serabut otot menghentikan pendarahan pada kala III dengan plasenta yang terletaknya normal .(winkjonsastro,1999).
Makin rendah letak plasenta,makin dini pendarahan terjadi, oleh karena itu, pendarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai.
2.5 Dianogsa
Untuk mengejan diagnosapasti kejadian plasenta previa maka hal-hal dibawah ini harus dilakukan antara lain :
a.   Anamnesa: pendarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tampa nyeri, tanpa alasan, terutama multigravidia. Pendarahan cenderung berulang dengan volum yang lebih banyak dari sebelumnya. Pendarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun jannin dalam rahim.
b.   Inspeksi : dapat dilihat pendarahan yang keluar pervaginam, banyak, sedikit atau darah beku (stosel) jika terjadi pendarahan banyak, maka ibu terlihat pucat dan anemia.
c.   Pemeriksaan fisik ibu: tekanan darah, nadi,dan pernafasan dalam batas normal, ;tekanan darah nadi,dan pernafasan meningkat; daerah akral menjadi dingin ; tanpa anemia
d.   Pemeriksaan khusus kebidanan:
1.   Palpasi abdomen didapatkan: janin belum cukup bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan; bagian terendah janin masih tinggi , karena plasenta berada di bawah segmen rahim; bila cukup pengalaman, bisa dirasakan suatubantalan pada segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus;
2.   Pemeriksaan denyut jantung janin: bervariasi dari normal sampai asfiksia dan kematian dalam rahim;
3.   Pemeriksaan inspekulo : dengan memakai speculum secara hati-hati , dilihat dari mna asalpendarahan , apakaah dari dalam uterus atau dari kelainan serviks , vagina ,varises pecah:
4.   Pemeriksaan penunjang, siktografi: mula-mula kandungan kemih di kosongkan,lalu dimasukaka 40cc larutan N4cl 12,5% kepala janin ditekan pinti atas panggul. Bila jarak kepala dan kemih berselisih dari 1 cm , kemungkinan terdapat plasenta previa,
5.   Pemeriksaan dalam :dilakukan diatas meja operasi dan siap untuk mengambil tindakan walaupun begitu, kita harus berhati-hati karna bahaya yang sangat besar, bahaya pemeriksaan dalam dapat menyebabkan pendarahan yang hebat,terjadi infeksi, menimbulkan his dan kemudian terjadi partus premature, indikasi pemeroksaan dalam, pendrahan banyak, lebih dari 500 cc , pendarahan berulang-ulang, pendarahan sekali atau banyak, sehingga H6 menjadi berkurang 8 gr% his telah ada dan janin telah dapat hidup dalam rahim.
e.   Penanganan plasenta plasenta previa  (dilakukan dirumah sakit dan dikerjakan oleh dokter obgyn)
Prinsip dasar penanganan yaitu pada setiap ibu dengan pendarahan antepartum harus dikirim kerumah sakit yang memiliki fasilitas melakukan tranfusi darah dan opersi.
a.   Penangan pasif
Penangan  pasif ini sangat sederhana, akan tetapi dalam kenyataanya, kalau dilakukan secara konsekuen,menuntut fasilitas perdarahan pertama sampai pemeriksaan menunjukkan tidak adanya plasenta previa atau sampai  bersalin. Transfuse darah dan operasi harus dapat  dilakukan setiap saat apabila diperlukan. Anemia harus segera diatasi meningkat kemungkinan pendarahan berikutnya; apabila penilain baik, pendarahan sedikit, janin masih hidup , belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu ,atau berat badan janin kurang dari 2500 gr , maka kehamilan dapat dipertahankan dengan istirahat juga pemberian obat-obatan seperti spasmilitika ,progestin , atau progesterone;  obserpasi dengan teliti; periksa golongan darah, dan siapkan donor untuk tranfusi darah . ila memungkinkan kehamilan dipertahankan hingga aterm upaya janin terhindar dari prematuritas . (winkjonsastro,1999).
b.   Cara persalinan
Factor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang akan dipilih , tergantung: jenis plasenta previa , perdarahan banyak atau sedikit tetapi berulang-ulang keadaan umum ibu hamil, keadaan janin: hidup, gawat, dan meninggal ,pembukaan jalan lahir , paritas , fasilatas penolong dan RS.
Setelahmelihat factor-faktor diatas,ada 2 jenis persalinan untuk plasenta previa ini yaitu:persalinan pervaginam, dan persalinan perapdominal .
Pada persalinan perfaginam ini dapat dilakukan dengan langkah :
1.   Amniotami,dengan indikasi: plasenta previa lateralis ataumarginalis (letak rendah), bila telah ada 4 cm ; pada primigravida dengan plasenta privia lateralis atau marginalis (letak rendah ) dengan pembukaan 4cm atau lebih, pada multigrvida dengan plasenta previa marginalis (letak rendah), plasenta previa lateralis atau marginalis pada pembukaan lebih 5 cm ; pada plasenta previa lateralis atau marginalis dengan janin sudah meninggal.
2.   Adapun keuntungan dari dilakukannya amniotami ini adalah : agar bagian terbawah janinyang berfungsi sebagai tampon , akan menekan plasenta yang berdarah, dan pendarahan yang akan berkurang dan akan berhenti; partus akan berlangsung akan berlangsung lebih cepat, bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin, gerakan dan regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.
3.   Namun apabila amniotami tidak berhasil menghasilkan pendarahn, maka dilakukan cuman willet Gausz dan versi Braxton- hicks, yaitu denganmenebus plasenta.
4.   Namun cara cuman Willet dan versi Braxton – hicks ini sudah ditinggalkan dalam dunia kebidanan yang modern, akan tetapi kedua cara ini mempunyai tempat tertentu seperti dalam keadaan darurat ebagi pertolongan pertama untuk mengatasi pendarahan banyak,  atau apabila SC tidak mungkin dilakukan RS yang fasilitasnya terbatas.
5.   Selain persalinan secara pervaginam,dapat juga dengan persalinan perabdominal secara SC ( sectio caesarea ). Persalinan dengan SC ini dilakukan dengan indikasi: semua plasenta totalis, janin hidup atau meninggal, semua plasenta lateralis posterior, karena pendarahan yang sulit dikontrol dan banyak; pada primigravida dengan plasenta previa lateralis, juga dengan pendarahan banyak, dan senderung berulang; plasenta semuanya sengan panggul sempit, juga letak lintantang.
6.   Tujuan dilakukannya SC ini , yaitu untuk mempercepat mengangkat dan menghentikan sumber pendarahan, dan agar dapat memberikan kesempatan kepada uterus berkontraksi sehingga pendarahan dapat berhenti dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh apabila dilakukan persalinan pervaginam.
7.   Pengaruh plasenta previa terhadap janin: gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tertekan tali pusat; depresi pernafasan karena obat-obatan anestesi atau analgetik yang diberikan kepada ibu, pendarahan untrakranial dan kelainan bawaan.





































BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Format Pengkajian Data
A.     IDENTITAS/BIODATA
Nama                                     :Ny.R
Umur                          : 22 tahun
Suku / kebangsaan : Jawa / indonesia
Agama                       : Islam
Pendidikan               : SMA
Pekerjaan                  : IRT
Alamat rumah          : Timbang Langsa
Telp                            :  -

Nama suami             : Tn.R
Umur                          : 23 tahun
Suku / kebangsaan : Jawa / indonesia
Agama                       : Islam
Pendidikan               : SMA
Pekerjaan                  : Kary.Swasta
Alamat Rumah         : Timbang Langsa
Telp                            :  -

B.     ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Pada tanggal                              : 21 Januari 2013                 pukul :            12 : 00           WIB
1.    Alasan kunjungan ini         : Os ingin memeriksakan kehamilannya
2.    Keluhan utama                    : Os datang dengan keluhan perdarahan pervagina
             dan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu
3.    Riwayat menstruasi
         Menarche                  :    Umur         13        Tahun
         Siklus                         :    7     hari
         Banyaknya                :    3 x ganti duk
         Dismenorrhe                        :    Tidak ada
         Teratur/tidak teratur :    Teratur
         Lamanya                   :    7 hari
         Konsentrasi darah   :    Cair
4.    Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu   :           G : 2    P : 1    A : 0
         Pernah keguguran                          : TIdak  Umur kehamilan   -  bulan  - kali
         Pernah dikuret                                 : Tidak
         Keguguran terakhir                         : -
         Jarak antara kehamilan                  : 1.5 tahun
         Pernah imunisasi TT                      : Ya
         Komplikasi pada waktu hamil       : Tidak ada
         Persalinan yang lalu dibantu oleh           : Bidan
         Tempat persalinan                          : RSUD
         komplikasi persalinan pada waktu yang lalu     : Tidak ada

5.    Riwayat kehamilan ini
         HPHT             : 5 – 4 – 2012
         TTP                 : 12 – 1 – 2013
         Keluhan-keluhan pada Trimester I          : Tidak ada
     Trimester II           : Tidak ada
     Trimester III          : Perdarahan Pervagina
         Imunisasi TT                                                 :Ya,bln ke 6 dan 7
         Kontrasepsi yang digunakan                    : Tidak ada
         Pergerakan anak pertama kali                  : 15 minggu
         Bila pergerakan sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir :     kali


< 10 x               10 x-20 x                   > 20 x
         Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, denagn frekuensi
< 15”                           > 15”
         Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan)
o   Rasa lelah                                                     :
o   Mual dan muntah yang lama                    : Tidak ada
o   Nyeri perut                                                    : Ya,sejak 2 hari yang lalu
o   Panas, menggigil                                        : Tidak ada
o   Sakit kepala berat/terus-menerus             : Tidak ada
o   Penglihatan kabur                                       : Tidak ada
o   Rasa nyeri/panas waktu BAK                   : Tidak ada
o   Rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya   : Tidak ada
o   Pengeluaran cairan pervaginam              : Ada,pengeluaran darah
  segar dan kental
o   Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
o   Oedema                                                         : Tidak ada
         Diet makan
Makanan sehari-hari : nasi,lauk dan sayur 3 x sehari
Perubahan makan yang dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan lain-lain) :  Sama seperti sebelum hamil.
         Pola eliminasi                      : Seperti sebelum hamil
         Aktivitas sehari-hari             : IRT
Pola istirahat dan tidur        : Siang ± 2 jam         Malam ± 8 jam
Pekerjaan                             :    -
         Imunisasi TT 1 pada tanggal                     :5 – 10 – 2012                     
      TT 2 tanggal                                :7 – 11 – 2012
         Kontrasepsi yang pernah digunakan      : Tidak ada

6.    Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita
         Jantung                     : Tidak ada
         Ginjal                                     : Tidak ada
         Asma/ TBC Paru      : Tidak ada
         Hepatitis                    : Tidak ada
         D.M                             : Tidak ada
         Hipertensi                  : Tidak ada
         Epilepsy                     : Tidak ada
         HIV/AIDS                   : Tidak ada
         Lain-lain                    :     

7.    Riwayat penyakit keluarga
         Jantung                     : Tidak ada
         Hipertensi                  : Tidak ada
         D.M                             : Tidak ada
         Asma                          : Tidak ada
         Lain-lain                    :    

8.    Riwayat social
         Perkawinan              : Sah
         Status perkawinan  : Kawin                       kawin                         :  1  kali
o   Kawin I : Umur         :  18 tahun, dengan Suami umur :    19   tahun
    Lamanya   :  4      tahun           Anak               :     1  orang
o   Kawin II : -
o   Kehamilan ini           :Direncanakan            Tidak direncanakan
Diterima                          Tidak diterima
o   Rencana pengasuhan anak         :Sendiri          Baby sister
Orang tua      Dan lain-lain
o   Perasaan tentang kehamilan ini :


C.    PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )
1.    Status emosional                : Stabil          
2.    Tanda vital
         Tekanan darah        : 110 / 80        mmHg
         Denyut nadi             : 78                 x/menit
         Pernafasan              : 22                 x/menit
         Suhu                         : 36.5              0c
         BB                              : 63                  kg
         Lila                             : 24                  cm
         TB                              : 155               cm
         BB sebelum hamil  : 53                  kg
3.    Muka
         Oedema                    : Tidak ada
         Conjungtiva             : Sedikit  pucat
         Sclera mata              : Sedikit  pucat

4.    Dada
         Simetris                    :  Ada
         Mamae                      :  Membesar
         Benjolan                   :  Tidak ada
         Striae                         : Ada
         Areola                       : Menghitam
         Putting susu                        :  Menonjol

5.    Pinggang ( periksa ketuk : costro-vertrebrata-angel tenderness )
         Nyeri                          : Tidak ada


6.    Ekstremitas
         Oedema tangan dan jari               :  Tidak ada
         Oedema tibia, kaki                          :  Tidak ada
         Betis merah / lembek / keras        :  Tidak ada
         Varices tungkai                               :  Tidak ada
         Reflex patella kanan                      :  Ada
Kiri                             :  Ada
7.    Abdomen
         Bekas luka                                       : Tidak ada
         Pembesaran perut                          : Sesuai usia kehamilan
         Bentuk perut                                                : Normal,membulat
         Oedema                                            : Tidak  ada
         Acites                                                            : Tidak ada

Pemeriksaan Kebidanan
         Palpasi
o   Uterus                                                : 3 jari dibawah px
o   Tinggi fundus uteri              : 37      cm
o   Letak                                      : Normal
o   Presentasi                             : Kepala
o   Punggung                             : Kiri
o   TBBJ                                      : 2900 gr
o   Posisi janin                           : Normal
o   Kontraksi                               : Ada 
o   Frekwensi                             : 2 x/10 menit
o   Kekuatan                               : Sedang
o   Palpasi supra pubik kandung kemih       : Normal
         Auskultasi
DJJ                      : 148   x/menit           Tempat : Punggung kiri
Frekuensi           : Teratur
8.    Genitalia
Inspeksi
           Vulva dan Vagina
-          Varices                 :  Tidak ada
-          Luka                     :  Tidak ada
-          Kemerahan         :  Tidak ada
-          Nyeri                     :  Tidak ada

           Perineum
-          Bekas luka/luka perut   :  Tidak ada
-          Lain-lain                          : Tidak ada
-          Bila ada                            :   

D.   Pemeriksaan USG
Hasil :
         Letak kepala
         Janin tunggal
         DJJ ( + )
         Air ketuban cukup
         Plasenta : terletak dibawah ( plasenta previa parsialis)
         Usia kehamilan 37 minggu







3.2 Pendokumentasian soap
Kasus :
Nyonya r datang ke poli bidan pada tanggal 23 januari 2013 dengan keluhan pendarahan pada pervagina,darah segar dengan jumlah banyak dan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu. Ny r sudah masuk kehamilan 36 minggu.

S : Ny. R 22 tahun G2 P1 A0 datang ke poli kebidanan pada tanggal 21 januari 2013
     dengan keluhan perdarahan pervagina, darah segar dengan jumlah banyak dan 
     nyeri perut sejak 2 hari yang lalu. Dengan usia kehamilan 36 minggu.

O : TD             : 110 / 80        mmHg
      Pols          : 78                  x / i
      RR            : 22                  x / i
      Temp        : 36.5              °C
      BB : 63                  kg
      Pemeriksaan Leopold
      L1              : 3 jari dibawah px
      L2              : PUKA
      L3              : Kepala
      L4              : Belum masuk PAP
      Pemeriksaan USG
      Hasil :
         Letak kepala
         Janin tunggal
         DJJ ( + )
         Air ketuban cukup
         Plasenta : terletak dibawah ( plasenta previa parsialis)
         Usia kehamilan 37 minggu

 A :    Ny R 22 tahun G2 P1 A0 dengan plasenta previa
         Kebutuhan : Motivasi dan penjelasan tentang keadaannya saat ini
  P :    Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lebih lanjut
          Dokter obgyn menganjurkan pada pasien untuk menjalani operasi SC
   Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya saat ini
 Memberikan motivasi kepada ibu.
E :   Ibu sudah mengerti tentang keadaannya
        Ibu mau melakukan semua yang di anjurkan

BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).
Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga hal tersebut berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang mungkin disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. (Mochtar, 1998).
Untuk mendiagnosis perdarahan diakibatkan oleh plasenta previa diperlukan anamnesis dan pemeriksaan obstetrik. Dapat juga dilakukan pemeriksaaan hematokrit. Pemeriksaan bagian luar terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul. Pemeriksaan inspekulo bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks atau vagina seperti erosro porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri, varises vulva dan trauma.

4.2   Saran
Setelah penulis menyimpulkan hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1.    Perawatan yang dilakukan dengan baik, cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2.    Apabila di daerah menemukan kasus dengan gejala plasenta previa hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat pelayanan kesehatan.
3.    Dalam melakukan perawatan plasenta previa hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti maka akan mempercepat proses penyembuhan.







DAFTAR PUSTAKA
Datta misha, dkk.(Ed). 2010. Rujukan Cepat Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC.
Manuaba Gede Bagus.2010. Buku Ajar Panthoom Obstetri. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Sastrawinata Sulaiman, dkk. (Ed). 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi, E/2. Jakarta : EGC. 
Yeyeh Ai,dkk. Asuhan Kebidanan 1 (kehamilan) .2011. Jakarta : CV Trans Info Media.












Tidak ada komentar: