BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang
Implantasi plasenta
normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak
ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah
apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri
internum, sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum.
Perdarahan pada
kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada
kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua
disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab
utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga.
Setelah persalinan
terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan
urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan
tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan
sekitar 0,5 oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari
pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam
tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah
infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun
dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari
pertama dan berturut-turut selama dua hari.
1.2 Rumusan Masalah
• Apa pengertian plasenta previa ?
• Bagaimana Etiologi plasenta previa ?
• Bagaimana patologi plasenta previa ?
• Bagaimana tanda dan gejala plasenta
previa ?
• Bagaimana diagnostic plasenta previa ?
• Bagaimana komplikasi pada plasenta
previa ?
• Bagaimana penanganan pada plasenta
previa ?
1.3 Tujuan
Agar pembaca mudah mengetahui tentang plasentaprevia.
Tujuan
Untuk mengetahui :
• pengertian plasenta previa
• Etiologi plasenta previa
• patologi plasenta previa
• tanda dan gejala plasenta previa
• diagnostic plasenta previa
• komplikasi pada plasenta previa
• penanganan pada plasenta previa
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Devinisi
Plasenta previa adalah
plasenta ada di depan jalan lahir (prae = didepan ; vias : jalan ). Jadi yang
dimaksud adalah plasenta yang implamentasi tidak normal ialah rendah sekali
sehingga sehingga menutupi seluruh atau sebagian astium internum.
Implamentasi plasenta
yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah
fundus uteri
2.2 Tingkat plasenta previa
Presenta previa dapat
dibedakan dalam beberapa tingkat tergantung diman lokasi penempelan plasenta
berisersi antara lain: plasenta praevia totalis jika seluruh ostium internum
tertutup oleh plasenta ; plasenta praevia lateralis nyakni hanya sebagaian dari
ostinum tertutup oleh plasenta : plasenta praevia marganalis jika hanya pada
pinggir ostrum terdapat jaringan plasenta .
Plasenta previa
marginalis pada pembukaan 2 cm dapatmenjadi plasenta praevia lateralis, pada
pembukaan 5 cm begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3 cm , dapat
menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm. maka penentuan macamnya plasenta previa
harus disertai dengan keterangan mengenal besarnya pembukaan misalnya plasenta
previa lateralis pada pembukaan 5 cm. ( winknjosastro,1999).
Kejadian plasenta
previa lebih sering terdapat pada multi gravidea dari pada primigravidea dari
umuryang lanjut, sebab dari plasenta previa terjadi kalau keadaan endometrium
kurang baik misalnya karena otrofi endometrium. Bisa juga plasenta previa
disebabkan implantasi telur yang rendah. Keadaan misalnya terdapat pada:
multipara, terutama kalau jarak antara kehamilan pendek, pada myoman uteri
,curettage yang berulang-ulang.
Gejala-gejala dari
plasenta previa perdarahan tampa nyeri, sering terjadi padamalam hari saat
pembentukan sekmen bawah rahim, bagian terendah masih tinggi diatas pintu dan
atas panggul ( kelainan letak).perdarahan dapatsedikit atau banyak sehingga
timbul gejala. Biasa pendarahan sebelum bulan ke 7 memberi gambaran yang tidak
berbeda dari arbutus, pendarahan pada lasenta previa disebabkan karena
penggerakan antara plasenta dan dinding rahim. Kepala anak sangat tingg karena
plasenta terletak pada kutup bawah rahim , kepala tidak dapat mendekati pintu
atas panggul,karena hal tersebut diatas, juga ukuran panjang rahim berkurang
maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak .(
winknjosatro,1999).
Resiko kejadian
plasenta previa berhubungan usia adalah: usia 12-19 tahun, 20-29 tahun, 30-39
tahun ,usia diatas 40 tahun. Bahaya pada ibu dengan plasenta previa jika
terjadi: pendarahan yang hebat, infeksi spsis, emboli udara. Sementara bahaya
untuk anak antara lain : hypoksia, pendarahan dan shock.
2.3 Etiologi
Pendarahan tanpa alasan
dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa .
dengan bertambah tuanya kehamilan,sekmen dibawah uterus akan lebih melebar lagi
dan serviks akan lebih membuka. Apa bila plasenta tumbuh pada sekmen bawah
uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan servik uterus tidak dapat
di ikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta
dari dinding uterus , pada saat itulah mulailah terjadi pendarahan. Darahnya
berwarna mwrah segar, berlainan dengan darah yang disebabkan solusio plasenta
yang berwarna kehitaman-hitman (winkjostro,1999)
Sumber pendarahannya
adlah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus
, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat
dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen dibawah uterus untuk
berkontrasi menghentikan pendarahan itu tidak sebagaimana serabu otot uterus
menghentikan pendarahan pada kala III denganplasenta yang letaknya normal.
Makin rendah letak plasenta, makin dini pendarahan terjadi . oleh karena itu,
pendarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada
plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah persalinan
dimulai.(sarwono,2005)
2.4 Gambaran klinik
Pendarahan tanpa alasan
dan tanpa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa.
Pendarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau berkerja biasa. Pendarahan
pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Akan
tetapih, pendarahan berikutnya hampir selalu lebih banyak dari pada sebelumnya,
apa lagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Walaupun
pendarahan sering dikatakan terjadi triwulan ke 3, akan tetapih tidak jarang
pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu karena sejak itu segmen bawah ueterus
telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis. Dengan bertambahnya tuanya
kehamilan, segmen bawah uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai mebuka,
apabila plasenta tumbuh pad segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus
dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh olasenta yang melekat disitu
tahap terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus.
Pada saat itu mulailah
terjadi pendarahan.darahnya berwara merah segar, berlainan dengan darah yang
disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. Sumber pendarahannya
ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding
uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahannya tidak
dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi menghentikan pendarah itu , tidak sebagaimana serabut otot
menghentikan pendarahan pada kala III dengan plasenta yang terletaknya normal
.(winkjonsastro,1999).
Makin rendah letak
plasenta,makin dini pendarahan terjadi, oleh karena itu, pendarahan pada
plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak
rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai.
2.5 Dianogsa
Untuk mengejan
diagnosapasti kejadian plasenta previa maka hal-hal dibawah ini harus dilakukan
antara lain :
a. Anamnesa: pendarahan jalan lahir pada
kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tampa nyeri, tanpa alasan, terutama
multigravidia. Pendarahan cenderung berulang dengan volum yang lebih banyak
dari sebelumnya. Pendarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun jannin dalam
rahim.
b. Inspeksi : dapat dilihat pendarahan yang
keluar pervaginam, banyak, sedikit atau darah beku (stosel) jika terjadi
pendarahan banyak, maka ibu terlihat pucat dan anemia.
c. Pemeriksaan fisik ibu: tekanan darah,
nadi,dan pernafasan dalam batas normal, ;tekanan darah nadi,dan pernafasan
meningkat; daerah akral menjadi dingin ; tanpa anemia
d. Pemeriksaan khusus kebidanan:
1. Palpasi abdomen didapatkan: janin belum cukup
bulan, tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan; bagian terendah janin
masih tinggi , karena plasenta berada di bawah segmen rahim; bila cukup
pengalaman, bisa dirasakan suatubantalan pada segmen bawah rahim, terutama pada
ibu yang kurus;
2. Pemeriksaan denyut jantung janin: bervariasi
dari normal sampai asfiksia dan kematian dalam rahim;
3. Pemeriksaan inspekulo : dengan memakai
speculum secara hati-hati , dilihat dari mna asalpendarahan , apakaah dari
dalam uterus atau dari kelainan serviks , vagina ,varises pecah:
4. Pemeriksaan penunjang, siktografi: mula-mula
kandungan kemih di kosongkan,lalu dimasukaka 40cc larutan N4cl 12,5% kepala
janin ditekan pinti atas panggul. Bila jarak kepala dan kemih berselisih dari 1
cm , kemungkinan terdapat plasenta previa,
5. Pemeriksaan dalam :dilakukan diatas meja
operasi dan siap untuk mengambil tindakan walaupun begitu, kita harus
berhati-hati karna bahaya yang sangat besar, bahaya pemeriksaan dalam dapat
menyebabkan pendarahan yang hebat,terjadi infeksi, menimbulkan his dan kemudian
terjadi partus premature, indikasi pemeroksaan dalam, pendrahan banyak, lebih
dari 500 cc , pendarahan berulang-ulang, pendarahan sekali atau banyak,
sehingga H6 menjadi berkurang 8 gr% his telah ada dan janin telah dapat hidup
dalam rahim.
e. Penanganan plasenta plasenta previa (dilakukan dirumah sakit dan dikerjakan oleh
dokter obgyn)
Prinsip dasar
penanganan yaitu pada setiap ibu dengan pendarahan antepartum harus dikirim
kerumah sakit yang memiliki fasilitas melakukan tranfusi darah dan opersi.
a. Penangan pasif
Penangan pasif ini sangat sederhana, akan tetapi dalam
kenyataanya, kalau dilakukan secara konsekuen,menuntut fasilitas perdarahan
pertama sampai pemeriksaan menunjukkan tidak adanya plasenta previa atau
sampai bersalin. Transfuse darah dan
operasi harus dapat dilakukan setiap
saat apabila diperlukan. Anemia harus segera diatasi meningkat kemungkinan
pendarahan berikutnya; apabila penilain baik, pendarahan sedikit, janin masih
hidup , belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu ,atau berat badan janin
kurang dari 2500 gr , maka kehamilan dapat dipertahankan dengan istirahat juga
pemberian obat-obatan seperti spasmilitika ,progestin , atau progesterone; obserpasi dengan teliti; periksa golongan
darah, dan siapkan donor untuk tranfusi darah . ila memungkinkan kehamilan
dipertahankan hingga aterm upaya janin terhindar dari prematuritas .
(winkjonsastro,1999).
b. Cara persalinan
Factor yang menentukan
sikap atau tindakan persalinan mana yang akan dipilih , tergantung: jenis
plasenta previa , perdarahan banyak atau sedikit tetapi berulang-ulang keadaan
umum ibu hamil, keadaan janin: hidup, gawat, dan meninggal ,pembukaan jalan
lahir , paritas , fasilatas penolong dan RS.
Setelahmelihat
factor-faktor diatas,ada 2 jenis persalinan untuk plasenta previa ini
yaitu:persalinan pervaginam, dan persalinan perapdominal .
Pada persalinan
perfaginam ini dapat dilakukan dengan langkah :
1. Amniotami,dengan indikasi: plasenta previa
lateralis ataumarginalis (letak rendah), bila telah ada 4 cm ; pada
primigravida dengan plasenta privia lateralis atau marginalis (letak rendah )
dengan pembukaan 4cm atau lebih, pada multigrvida dengan plasenta previa
marginalis (letak rendah), plasenta previa lateralis atau marginalis pada
pembukaan lebih 5 cm ; pada plasenta previa lateralis atau marginalis dengan
janin sudah meninggal.
2. Adapun keuntungan dari dilakukannya amniotami
ini adalah : agar bagian terbawah janinyang berfungsi sebagai tampon , akan
menekan plasenta yang berdarah, dan pendarahan yang akan berkurang dan akan
berhenti; partus akan berlangsung akan berlangsung lebih cepat, bagian plasenta
yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin, gerakan dan regangan segmen bawah
rahim, sehingga tidak ada lagi plasenta yang lepas.
3. Namun apabila amniotami tidak berhasil
menghasilkan pendarahn, maka dilakukan cuman willet Gausz dan versi Braxton-
hicks, yaitu denganmenebus plasenta.
4. Namun cara cuman Willet dan versi Braxton –
hicks ini sudah ditinggalkan dalam dunia kebidanan yang modern, akan tetapi
kedua cara ini mempunyai tempat tertentu seperti dalam keadaan darurat ebagi
pertolongan pertama untuk mengatasi pendarahan banyak, atau apabila SC tidak mungkin dilakukan RS
yang fasilitasnya terbatas.
5. Selain persalinan secara pervaginam,dapat
juga dengan persalinan perabdominal secara SC ( sectio caesarea ). Persalinan
dengan SC ini dilakukan dengan indikasi: semua plasenta totalis, janin hidup
atau meninggal, semua plasenta lateralis posterior, karena pendarahan yang
sulit dikontrol dan banyak; pada primigravida dengan plasenta previa lateralis,
juga dengan pendarahan banyak, dan senderung berulang; plasenta semuanya sengan
panggul sempit, juga letak lintantang.
6. Tujuan dilakukannya SC ini , yaitu untuk
mempercepat mengangkat dan menghentikan sumber pendarahan, dan agar dapat
memberikan kesempatan kepada uterus berkontraksi sehingga pendarahan dapat
berhenti dan untuk menghindarkan perlukaan serviks dan segmen bawah rahim yang
rapuh apabila dilakukan persalinan pervaginam.
7. Pengaruh plasenta previa terhadap janin:
gangguan aliran darah dalam tali pusat karena tertekan tali pusat; depresi
pernafasan karena obat-obatan anestesi atau analgetik yang diberikan kepada ibu,
pendarahan untrakranial dan kelainan bawaan.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
3.1
Format Pengkajian Data
A. IDENTITAS/BIODATA
Nama :Ny.R
Umur : 22 tahun
Suku / kebangsaan :
Jawa / indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat rumah : Timbang Langsa
Telp : -
Nama suami : Tn.R
Umur : 23 tahun
Suku / kebangsaan :
Jawa / indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Kary.Swasta
Alamat Rumah : Timbang Langsa
Telp : -
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
Pada tanggal : 21 Januari
2013 pukul : 12 : 00 WIB
1. Alasan kunjungan ini : Os ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama : Os datang dengan keluhan
perdarahan pervagina
dan nyeri perut sejak 2 hari yang
lalu
3. Riwayat menstruasi
• Menarche : Umur
13 Tahun
• Siklus : 7
hari
• Banyaknya : 3 x ganti duk
• Dismenorrhe : Tidak ada
• Teratur/tidak teratur : Teratur
• Lamanya : 7 hari
• Konsentrasi darah :
Cair
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
yang lalu : G : 2 P : 1
A : 0
• Pernah keguguran : TIdak Umur kehamilan -
bulan - kali
• Pernah dikuret : Tidak
• Keguguran terakhir : -
• Jarak antara kehamilan : 1.5 tahun
• Pernah imunisasi TT : Ya
• Komplikasi pada waktu hamil : Tidak ada
• Persalinan yang lalu dibantu oleh : Bidan
• Tempat persalinan : RSUD
• komplikasi persalinan pada waktu yang
lalu : Tidak ada
5. Riwayat kehamilan ini
• HPHT : 5 – 4 – 2012
• TTP : 12 – 1 – 2013
• Keluhan-keluhan pada Trimester I : Tidak ada
Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Perdarahan Pervagina
• Imunisasi TT
:Ya,bln ke 6 dan 7
• Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada
• Pergerakan anak pertama kali : 15 minggu
• Bila pergerakan sudah terasa,
pergerakan anak 24 jam terakhir :
kali
< 10 x 10 x-20 x > 20 x
• Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam,
denagn frekuensi
< 15” > 15”
• Keluhan yang dirasakan (bila ada
jelaskan)
o Rasa lelah
:
o Mual dan muntah yang lama : Tidak ada
o Nyeri perut
: Ya,sejak 2 hari yang lalu
o Panas, menggigil : Tidak
ada
o Sakit kepala berat/terus-menerus : Tidak ada
o Penglihatan kabur : Tidak
ada
o Rasa nyeri/panas waktu BAK : Tidak ada
o Rasa gatal pada vulva vagina dan
sekitarnya : Tidak ada
o Pengeluaran cairan pervaginam : Ada,pengeluaran darah
segar dan kental
o Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai :
Tidak ada
o Oedema
: Tidak ada
• Diet makan
Makanan sehari-hari :
nasi,lauk dan sayur 3 x sehari
Perubahan makan yang
dialami (termasuk ngidam, nafsu makan dan lain-lain) : Sama seperti sebelum hamil.
• Pola eliminasi : Seperti sebelum hamil
• Aktivitas sehari-hari : IRT
Pola istirahat dan
tidur : Siang ± 2 jam Malam ± 8 jam
Pekerjaan : -
• Imunisasi TT 1 pada tanggal :5 – 10 – 2012
TT 2 tanggal :7 – 11 – 2012
• Kontrasepsi yang pernah digunakan : Tidak ada
6. Riwayat penyakit sistemik yang pernah
diderita
• Jantung : Tidak ada
• Ginjal : Tidak
ada
• Asma/ TBC Paru : Tidak ada
• Hepatitis : Tidak ada
• D.M : Tidak ada
• Hipertensi : Tidak ada
• Epilepsy : Tidak ada
• HIV/AIDS : Tidak ada
• Lain-lain : –
7. Riwayat penyakit keluarga
• Jantung : Tidak ada
• Hipertensi : Tidak ada
• D.M : Tidak ada
• Asma
: Tidak ada
• Lain-lain : –
8. Riwayat social
• Perkawinan : Sah
• Status perkawinan : Kawin kawin : 1 kali
o Kawin I : Umur :
18 tahun, dengan Suami umur :
19 tahun
Lamanya
: 4 tahun Anak : 1
orang
o Kawin II : -
o Kehamilan ini :Direncanakan Tidak direncanakan
Diterima Tidak diterima
o Rencana pengasuhan anak :Sendiri Baby sister
Orang tua Dan lain-lain
o Perasaan tentang kehamilan ini :
C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )
1. Status emosional : Stabil
2. Tanda
vital
• Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
• Denyut nadi : 78 x/menit
• Pernafasan : 22 x/menit
• Suhu : 36.5 0c
• BB : 63 kg
• Lila : 24 cm
• TB : 155 cm
• BB sebelum hamil : 53 kg
3. Muka
• Oedema : Tidak ada
• Conjungtiva : Sedikit pucat
• Sclera mata : Sedikit pucat
4. Dada
• Simetris : Ada
• Mamae : Membesar
• Benjolan : Tidak ada
• Striae : Ada
• Areola : Menghitam
• Putting susu : Menonjol
5. Pinggang ( periksa ketuk : costro-vertrebrata-angel
tenderness )
• Nyeri : Tidak ada
6. Ekstremitas
• Oedema tangan dan jari : Tidak ada
• Oedema tibia, kaki : Tidak ada
• Betis merah / lembek / keras :
Tidak ada
• Varices tungkai : Tidak ada
• Reflex patella kanan : Ada
Kiri : Ada
7. Abdomen
• Bekas luka : Tidak ada
• Pembesaran perut : Sesuai usia
kehamilan
• Bentuk perut
: Normal,membulat
• Oedema :
Tidak ada
• Acites
: Tidak ada
Pemeriksaan Kebidanan
• Palpasi
o Uterus
: 3 jari dibawah px
o Tinggi fundus uteri : 37 cm
o Letak : Normal
o Presentasi : Kepala
o Punggung : Kiri
o TBBJ : 2900 gr
o Posisi janin : Normal
o Kontraksi : Ada
o Frekwensi : 2 x/10 menit
o Kekuatan : Sedang
o Palpasi supra pubik kandung kemih : Normal
• Auskultasi
DJJ : 148 x/menit Tempat : Punggung kiri
Frekuensi : Teratur
8. Genitalia
Inspeksi
• Vulva dan Vagina
- Varices : Tidak ada
- Luka : Tidak ada
- Kemerahan :
Tidak ada
- Nyeri : Tidak ada
• Perineum
- Bekas luka/luka perut :
Tidak ada
- Lain-lain : Tidak ada
- Bila ada :
–
D. Pemeriksaan USG
Hasil :
• Letak kepala
• Janin tunggal
• DJJ ( + )
• Air ketuban cukup
• Plasenta : terletak dibawah ( plasenta
previa parsialis)
• Usia kehamilan 37 minggu
3.2
Pendokumentasian soap
Kasus
:
Nyonya r datang ke poli bidan pada
tanggal 23 januari 2013 dengan keluhan pendarahan pada pervagina,darah segar
dengan jumlah banyak dan nyeri perut sejak 2 hari yang lalu. Ny r sudah masuk
kehamilan 36 minggu.
S : Ny. R 22 tahun G2
P1 A0 datang ke poli kebidanan pada tanggal 21 januari 2013
dengan keluhan perdarahan pervagina, darah
segar dengan jumlah banyak dan
nyeri perut sejak 2 hari yang lalu. Dengan
usia kehamilan 36 minggu.
O : TD : 110 / 80 mmHg
Pols : 78 x / i
RR : 22 x / i
Temp : 36.5 °C
BB : 63 kg
Pemeriksaan Leopold
L1 : 3 jari dibawah px
L2 : PUKA
L3 : Kepala
L4 : Belum masuk PAP
Pemeriksaan USG
Hasil :
• Letak kepala
• Janin tunggal
• DJJ ( + )
• Air ketuban cukup
• Plasenta : terletak dibawah ( plasenta
previa parsialis)
• Usia kehamilan 37 minggu
A :
Ny R 22 tahun G2 P1 A0 dengan plasenta previa
Kebutuhan : Motivasi dan penjelasan
tentang keadaannya saat ini
P : Kolaborasi dengan dokter
obgyn untuk penanganan lebih lanjut
Dokter obgyn menganjurkan pada pasien untuk menjalani operasi SC
Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya saat ini
Memberikan motivasi kepada ibu.
E : Ibu sudah mengerti tentang keadaannya
Ibu mau melakukan semua yang di
anjurkan
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Plasenta previa adalah
plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).
Beberapa faktor dan
etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga hal tersebut
berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang mungkin
disebabkan oleh timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. (Mochtar, 1998).
Untuk mendiagnosis
perdarahan diakibatkan oleh plasenta previa diperlukan anamnesis dan
pemeriksaan obstetrik. Dapat juga dilakukan pemeriksaaan hematokrit.
Pemeriksaan bagian luar terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul.
Pemeriksaan inspekulo bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari
ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks atau vagina seperti erosro
porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri polipus serviks uteri, varises vulva
dan trauma.
4.2 Saran
Setelah penulis menyimpulkan
hasil kegiatan ini, maka ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan, yaitu
saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam usaha peningakatan mutu
pelayanan kesehatan, adapun saran terasebut sebagai berikut :
1. Perawatan yang dilakukan dengan baik,
cermat dan teliti agar lebih ditingkatkan.
2. Apabila di daerah menemukan kasus dengan
gejala plasenta previa hendaknya diperiksa ke petugas kesehatan atau tempat
pelayanan kesehatan.
3. Dalam melakukan perawatan plasenta previa
hendaknya dengan hati-hati, cermat dan teliti maka akan mempercepat proses
penyembuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Datta misha, dkk.(Ed).
2010. Rujukan Cepat Obstetri &
Ginekologi. Jakarta : EGC.
Manuaba Gede
Bagus.2010. Buku Ajar Panthoom Obstetri.
Jakarta : CV. Trans Info Media.
Sastrawinata Sulaiman,
dkk. (Ed). 2005. Ilmu Kesehatan
Reproduksi: Obstetri Patologi, E/2. Jakarta : EGC.
Yeyeh Ai,dkk. Asuhan
Kebidanan 1 (kehamilan) .2011. Jakarta : CV Trans Info Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar